Taiyuan (ANTARA) - Seiring dengan semakin banyaknya fasilitas energi bersih yang mulai digunakan, jalan raya di China mengalami transformasi hijau.
Di sepanjang jalan raya yang menghubungkan Taiyuan dan Xinzhou di Provinsi Shanxi, China utara, deretan panel fotovoltaik (photovoltaic/PV) yang memantulkan cahaya menghiasi lereng dan atap, sementara semakin banyak stasiun pengisian daya kendaraan listrik (electric vehicle/EV) bermunculan di area layanan dan stasiun tol.
"Sepuluh tahun yang lalu, stasiun pengisian daya EV di area layanan jalan raya masih jarang ditemukan, tetapi saat ini sudah menjadi hal yang biasa," ujar Liu Xia, yang sedang mengisi daya EV miliknya di jalan raya itu.
Dia mengatakan bahwa EV nyaman digunakan untuk perjalanan di jalan raya karena infrastruktur dan layanan pengisian daya semakin bertambah.
"Kami tidak perlu lagi khawatir tentang antrean panjang untuk mengisi daya selama liburan dan akhir pekan."
Sistem PV di jalan raya itu mulai beroperasi penuh pada November tahun lalu, dan diakreditasi sebagai proyek percontohan PV pintar tingkat nasional oleh Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China tahun ini.
"Proyek ini secara efektif memanfaatkan lahan dan bangunan yang tidak digunakan melalui produksi energi surya terdistribusi, memastikan pasokan listrik yang stabil sembari mengurangi emisi karbon," ujar Chen Jianwen, manajer proyek tersebut, seraya menambahkan bahwa proyek itu juga menjadi referensi untuk pemanfaatan energi bersih di jalan raya.
China menjadi negara terdepan di sektor energi terbarukan global, dan merupakan negara dengan jarak tempuh jalan raya terpanjang di dunia. Hingga akhir Juni 2024, terdapat 24,72 juta kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) yang beroperasi di jalan raya di China. Selain itu, terdapat potensi pengembangan yang sangat besar dalam integrasi jalan raya dan sektor PV.
China mendorong eksplorasi dan pendirian area layanan jalan raya near-zero-carbon, serta pembangunan infrastruktur PV terkait, menurut serangkaian pedoman yang dirilis oleh Kementerian Transportasi China sebelumnya pada tahun ini.
Sejumlah daerah setingkat provinsi di seluruh China, termasuk Shanghai, Sichuan, dan Hunan, telah meluncurkan rencana untuk mempromosikan aplikasi PV di area jalan raya, dengan fokus pada skala dan distribusi fasilitas PV, dan pada teknologi penyimpanan energi untuk meningkatkan stabilitas sistem daya dan kemampuan pengaturan catu daya.
Langkah lain yang juga masuk dalam agenda nasional adalah pengembangan fasilitas dan layanan yang berkaitan dengan bentuk energi bersih lainnya, seperti bahan bakar hidrogen. Mulai tahun ini, pengemudi yang menggunakan kendaraan berbahan bakar hidrogen mendapat keuntungan dari transit jalan raya bebas biaya di Provinsi Shandong. Provinsi Sichuan telah merumuskan draf eksposur serupa dan berencana untuk mempercepat pembangunan infrastruktur pengisian bahan bakar hidrogen di sejumlah daerah dengan berbagai skenario aplikasi.
Stasiun pengisian bahan bakar metanol telah didirikan di jalan raya baru yang menghubungkan sejumlah daerah di Kota Jinzhong di Shanxi, dengan jalan tersebut rencananya akan dibuka untuk umum pada akhir tahun ini. Bahan bakar metanol memiliki keunggulan dalam hal pembakaran yang efisien dan emisi yang bersih, dan titik bekunya yang rendah berarti pengemudi tidak perlu khawatir dengan masalah pembekuan.
"Sebelumnya, sulit untuk menyalakan mesin diesel karena musim dingin di Shanxi begitu dingin. Dengan adanya lebih banyak stasiun pengisian bahan bakar metanol, perjalanan akan menjadi lebih nyaman," kata Li Jianbing, yang telah mengganti truk tua berbahan bakar solar miliknya dengan kendaraan berbahan bakar metanol.
"Dengan peningkatan infrastruktur yang berkelanjutan di sepanjang jalan raya, sistem transportasi energi bersih yang terdiri dari EV, kendaraan berbahan bakar hidrogen, dan kendaraan berbahan bakar metanol akan menjadi semakin baik," ujar Da Juxia, seorang teknisi senior di Shanxi Transportation Holdings Group. "Hal ini akan berkontribusi terhadap komitmen karbon ganda China."
China bertekad mengatasi perubahan iklim dan menapaki jalur pembangunan hijau dan rendah karbon. Negara itu telah berkomitmen untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida sebelum tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon sebelum tahun 2060.
Pewarta: Xinhua
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2024