Dia menyampaikan pernyataan tersebut saat bertemu dengan delegasi bisnis China dari Kota Shantou di Provinsi Guangdong, China selatan, yang sedang berkunjung.
Dalam pertemuan di Phnom Penh itu, sang PM menyambut baik minat yang ditunjukkan oleh pengusaha China untuk berinvestasi di sektor-sektor yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Kamboja, seperti pertanian, industri, dan pariwisata, menurut pernyataan pers tersebut.
Sembari menggarisbawahi hubungan yang telah lama terjalin dan persahabatan yang erat antara Kamboja dan China, PM Kamboja juga mengatakan bahwa kunjungan delegasi itu akan berkontribusi terhadap perluasan kerja sama antara kedua negara di bidang ekonomi, perdagangan, dan pertukaran antarmasyarakat, menurut pernyataan pers tersebut.
"Persahabatan yang erat dan solid antara kedua negara memberikan manfaat luar biasa bagi pembangunan sosial-ekonomi dan pengentasan kemiskinan Kamboja," tutur Ky Sereyvath, Direktur Jenderal Institut Studi China di Akademi Kerajaan Kamboja, kepada Xinhua.
Dia menuturkan China adalah penyedia bantuan pembangunan resmi, investor, sekaligus mitra dagang terbesar Kamboja.
Di bawah Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra (Belt and Road Initiative/BRI), sejumlah proyek besar yang dibangun China seperti jalan nasional, jembatan sungai, jalan bebas hambatan, pelabuhan, bandara, pembangkit listrik tenaga air, zona ekonomi khusus, dan stadion nasional telah dilaksanakan di Kamboja, tambahnya.
"Proyek-proyek ini memainkan dan akan terus memainkan peran penting dalam mendukung pembangunan sosial-ekonomi Kamboja dan menciptakan lapangan kerja bagi penduduk setempat," imbuh Sereyvath.
Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024