"Jadi ruang bagi pemerintah daerah memang dalam rangka itu terbatas," ujar Al Muktabar.
Sehingga menurut dia, pawai arak-arakan dari mulai menjemput di Bandara Internasional Soekarno-Hatta hingga keliling kota, menjadi salah satu bentuk penghargaan yang diberikan.
"Saya pikir kita berpikir positif, saja karena kita memuliakan. Jadi kita arak-arakan dan itu juga bagian dari komunikasi kita kepada manajemennya, mudah-mudahan namanya memuliakan," kata dia.
Al Muktabar mengakui adanya keterbatasan pemerintah daerah untuk melepas Rizki ke Olimpiade secara formal.
Dikarenakan, proses pemberangkatan para atlet dilakukan secara nasional.
"Jadi tolong juga beri ruang sudut pandang oleh masyarakat secara sisi positifnya gitu, karena tadi ada manajemen kan, waktu pulang kan ke daerah itu jadi kita menghormati beliau," ujar Al Muktabar.
Sebelumnya, usai pawai arak-arakan pada Rabu (14/8) Rizki Juniansyah menyentil tingkah laku pejabat pemerintah daerah yang dikatakannya ingin mencari muka dengan prestasinya.
Rizki mengaku saat berangkat bertanding, tidak ada perhatian dan dukungan baik materi maupun moral dari pemerintah daerah.
Ia berharap ke depan akan ada perhatian dan apresiasi pemerintah daerah terhadap atlet yang berlaga di tingkat nasional maupun internasional.
Baca juga: Menpora sebut pawai juara Olimpiade adalah "budaya yang sangat baik"
Baca juga: Veddriq, Rizki, dan Gregoria sambut baik arak-arakan Olimpiade
Baca juga: Meski lelah berkali-kali diarak, Rizki Juniansyah tetap senang
Baca juga: Presiden serahkan bonus Rp6 Miliar untuk atlet peraih emas Olimpiade
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024