Mungkin pekerja merasa sudah mapan, punya uang sendiri sehingga mulai mencoba menggunakan narkotika untuk relaksasi, mengurangi stres dan sebagainya,"
Bantul (ANTARA News) - Badan Narkotika Nasional Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (BNNP DIY) mencatat pada tahun 2011 pengguna narkotika di daerah ini mencapai sekitar 68 ribu orang yang didominasi kalangan pekerja.

"Mungkin pekerja merasa sudah mapan, punya uang sendiri sehingga mulai mencoba menggunakan narkotika untuk relaksasi, mengurangi stres dan sebagainya," kata Kasi Diseminasi Informasi BNNP DIY, Suharyono disela sosialisasi bahaya narkotika di SMA Stella Duce Bantul, DIY, Jumat.

Menurut dia, angka ketergantungan terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya di DIY sekitar 68 ribu jiwa jika dipersentasekan mencapai sekitar dua persen dari jumlah penduduk sekitar 3,5 juta jiwa dengan prevelansi usia antara 10 tahun hingga 59 tahun.

Dengan demikian, kata dia setelah kalangan pekerja, kalangan pelajar dan mahasiswa menempati urutan kedua pengguna narkotika.

"Biasanya pelajar membeli narkotika secara patungan, karena uang yang terbatas dari orang tua," katanya.

Sementara itu, ia mengatakan, jenis narkotika yang paling banyak dikonsumsi pelajar maupun mahasiswa adalah ganja karena harganya relatif lebih murah dibanding dengan ekstasi serta sabu yang dikonsumsi kalangan pekerja.

"Untuk mencegah ketergantungan pada narkotika, BNN terus melakukan sosialisasai, ditargetkan tiap tahun minimal ada 30 sekolah, 20 perguruan tinggi (PT) serta instansi untuk diberikan sosialisasi bahaya narkotika," katanya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Stella Duce Bantul, Fidelis Budiriastuti mengatakan, sosialisasi bahaya narkotika kepada sekitar 30 anak kelas 1 dan kelas 2 ini merupakan program kerja sama antara sekolah dengan BNNP DIY.

"Kami berharap seluruh siswa yang sudah diberikan sosialisasi mampu mengaplikasikan dan menularkan ilmunya pada teman-teman di sekolah, keluarga di rumah dan teman-teman di lingkungannya," katanya.

(KR-HRI/A013)

Pewarta: Heri Sidik
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014