Intinya, kami ingin mengedukasi masyarakat bagaimana seminimal mungkin mengeluarkan sampah dan kalau bisa sampah sudah terpilah dengan baikDenpasar (ANTARA) - Wali Kota Denpasar, Bali, I Gusti Ngurah Jaya Negara meminta dukungan dari masyarakat di kota itu untuk melakukan pemilahan sampah mulai dari tingkat rumah tangga, sebagai salah satu upaya untuk mempercepat pengelolaan sampah.
"Intinya, kami ingin mengedukasi masyarakat bagaimana seminimal mungkin mengeluarkan sampah dan kalau bisa sampah sudah terpilah dengan baik," kata Jaya Negara di Denpasar, Sabtu.
Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar akan memberlakukan kebijakan mulai 1 Oktober 2024 warga di kota itu harus memilah sampah secara mandiri dengan jadwal pengangkutan yang akan ditentukan.
"Di TPS 3R (Tempat Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce dan Recycle) sudah disiapkan pengaturannya terkait mana sampah yang sudah dipilah, mana yang sampah plastik, mana yang organik, dan mana yang akan menjadi residu," ucapnya.
Baca juga: Denpasar bangun 300 percontohan pengelolaan sampah Teba Modern
Dari 43 desa/kelurahan di Kota Denpasar, kata dia, tercatat sudah ada 23 TPS 3R yang sudah dilengkapi mesin gibrig dan direncanakan ada penambahan sebanyak enam unit mesin gibrig pada 2025.
Jaya Negara mengemukakan sampah organik akan dicacah melalui mesin gibrig, sedangkan penanganan sampah plastik dapat bekerja sama bank sampah, sementara untuk yang residu akan diselesaikan dengan mesin insinerator.
Selain itu di Denpasar melalui Komunitas Malu Dong, lanjut dia, juga dikembangkan percontohan pembuatan lubang Teba Modern dalam pengelolaan sampah. Komunitas Malu Dong yang menggunakan sistem daring juga telah menyiapkan plastik mengangkut residu sampah yang sudah terkumpul.
Baca juga: Pemkot Denpasar ubah TPS jadi puskesmas dan arena skateboard
"Mudah-mudahan dengan berbagai pola seperti ini, kami bisa mempercepat dalam penanganan sampah. Selain itu memperbanyak kualitas yang bisa dikerjakan di hulu karena sampai saat ini di hilirnya dalam proses pembenahan. Harapannya di hilir juga bisa dikerjakan secara maksimal," ucapnya.
Jaya Negara tidak memungkiri memang sebenarnya pemerintah harus menyiapkan layanan yang maksimal dalam penanganan atau pengelolaan sampah. "Tetapi tidak ada salahnya jika meminta dukungan masyarakat untuk mengedukasi dengan mulai pemilahan dari rumah masing-masing," katanya.
Jaya Negara berharap dengan kehadiran Teba Modern, bank sampah, dan mesin gibrig, setidaknya 30 persen dari sampah di Denpasar bisa diselesaikan. Rata-rata produksi sampah di Denpasar per hari mencapai 800 ton.
Baca juga: DLHK Denpasar kerahkan 1.000 personel atasi lonjakan volume sampah
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024