Proses ini tidak hanya melibatkan preferensi pribadi, tetapi juga memerlukan pertimbangan visioner yang matang terkait minat, kemampuan, serta prospek karier di masa depan.
Memilih spesialisasi juga membutuhkan banyak pertimbangan di luar aspek "kesukaan".
Pasalnya, kesukaan tidak menjamin seseorang akan menjalani PPDS tanpa mengeluh, terhindar dari perasaan spesialisasi tidak sesuai harapan, atau bebas dari peluang terbersit keinginan untuk mundur sekali pun.
Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda dalam memilih spesialisasi PPDS yang tepat:
1. Kenali minat dan bakat anda
Pilihlah spesialisasi yang sesuai dengan minat dan bakat Anda.
Sebelum memutuskan, lakukan evaluasi diri terhadap bidang-bidang yang paling Anda nikmati selama masa pendidikan dan praktik klinis.
Jika Anda memiliki ketertarikan besar pada aspek-aspek tertentu, seperti bedah, penyakit dalam, atau kesehatan anak, ini bisa menjadi indikasi awal spesialisasi yang cocok untuk Anda.
Selain itu, pertimbangkan juga bakat atau keahlian khusus yang mungkin Anda miliki, seperti ketelitian, kemampuan komunikasi, atau kecepatan dalam mengambil keputusan.
Baca juga: Apa itu PPDS bagi calon dokter?
Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024