Pernyataan itu ia sampaikan ketika menanggapi seruan dari oposisi untuk melarang kedatangan warga Palestina dari Gaza, yang dilanda perang antara Israel dan kelompok pejuang Palestina, Hamas.
Menurut Albanese, ia mempercayai badan-badan keamanan yang selalu terlibat dalam proses penerbitan visa bagi warga Gaza.
"Saya ingatkan pemimpin oposisi bahwa perbatasan Rafah dikendalikan oleh otoritas Israel dan Mesir. Mari kita perjelas tentang apa yang terjadi di sini," kata dia, Selasa.
"Israel menutup perbatasan Rafah pada Mei. Mereka tidak mengizinkan orang-orang keluar (dari Gaza)," ujar Albanese, menambahkan.
Pemimpin oposisi Peter Dutton telah menyerukan penghentian migrasi dari wilayah pesisir Palestina yang terkepung, dengan alasan bahwa kedatangan orang-orang dari zona perang ke Australia akan "membahayakan keamanan nasional."
Albanese, yang sebelumnya telah mengkritik Dutton atas seruannya, mengatakan bahwa retorika dari koalisi tersebut menyebabkan perpecahan di masyarakat pada saat kepala keamanan menyerukan "kohesi sosial".
Hingga saat ini, sekitar 2.922 visa untuk warga Palestina yang melarikan diri telah disetujui, dengan 1.300 di antaranya telah tiba dengan selamat di Australia, menurut data dari Departemen Dalam Negeri.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa 7.100 visa dari wilayah Palestina telah ditolak.
Sumber: Anadolu-OANA
Baca juga: PM Australia kecam oposisi karena picu ketakutan soal visa Palestina
Baca juga: Keluarga korban perang Gaza ditolak masuk Australia
Baca juga: Korban tewas Gaza tembus 40.000, HAM PBB serukan gencatan senjata
Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024