London (ANTARA News) - Para peneliti merekonstruksi jalur sepanjang 45 meter dengan jejak kaki dinosaurus yang ditemukan tahun 1917 menggunakan foto-foto lama dan teknologi baru.

Potongan masa Cretaceous atau "Era Dinosaurus" yang membeku pada bebatuan itu sepertiganya hilang akibat penggalian tahun 1940.

Para peneliti membuat rekonstruksi untuk menampilkan kembali masa 112 juta tahun lalu, ketika dinosaurus berleher panjang saurupoda melintas dekat lokasi yang sekarang disebut Glen Rose, Texas, Amerika Serikat.

Setelah itu, mungkin beberapa jam atau hari, mungkin juga seperti sedang dalam adegan perburuan, dinosaurus pemakan daging theropoda menimpa jejak kaki sauropoda dengan cetakan kakinya.

"Sangat bagus bisa mendapatkan banyak langkah panjang, begitu banyak kedalaman dan kesan," kata Peter Falkingham, peneliti dari Royal Veterinary College di London seperti dilansir laman Live Science Rabu (2/4).

"Ada semua data yang bisa didapat dari pergerakan hewan dalam jarak cukup jauh," tambahnya.


Jejak yang hilang

Jejak kaki dinosaurus berasal dari situs yang lebih besar dan penuh jalur yang disebut Paluxy River Trackway. Jejak kaki sauropoda dan theropoda merupakan salah satu urutan jejak kaki yang paling terkenal di situs itu.

Tahun 1940, kolektor fosil Roland T. Bird menggali jalur itu. Sepertiga dari jalur itu dipindahkan ke American Museum of Natural History di New York, sepertiga lainnya kini berada di Texas Memorial Museum dan sepertiga terakhirnya lenyap.

"Sangat mungkin bahwa ada beberapa bagian jalur itu di suatu tempat," kata Falkingham.

Ia mengatakan, bagian dari fosil bisa saja dikirim ke lembaga lain dan hilang, atau mungkin ditinggalkan di situs tersebut dan kemudian terkikis oleh sungai.

Namun Bird sudah mendokumentasikan situs itu secara hati-hati. Falkingham dan rekan-rekannya menganalisis foto berusia 70 tahun milik Roland dengan teknik yang disebut fotogrametri, yang memungkinkan peneliti menentukan lokasi kamera ketika foto itu diambil.

Dengan menyatukan pandangan dari sudut kamera yang berbeda, tim peneliti menciptakan model digital jalur tersebut dengan kedalaman tiga dimensi, dengan sudut pandang dari dua pasang mata berbeda yang menghasilkan persepsi mendalam.

Gambar yang dihasilkan tidak begitu jelas pada bagian utara karena foto-foto yang menjadi basis kurang komprehensif, tapi cukup rinci sehingga jejak jari kaki dinosaurus dapat dilihat di akhir selatan jalur itu.

Rekonstruksi 3D telah memecahkan satu misteri lama. Ketika Bird menggali jalur, dia menggambar dua peta jejak, satu di antaranya sebuah jalan cukup lurus dan satu jalan lainnya sedikit melengkung ke kiri.

Dengan melapis rekonstruksi dengan peta, Falkingham dan rekan-rekannya menunjukkan peta yang membentuk kurva ke kiri lebih akurat.

"Kami akan menarik ini ke penelitian yang lebih besar di jalur di daerah itu," kata Falkingham.

Model 3D memungkinkan peneliti mempelajari distribusi kedalaman jejak kaki dan berat badan setiap dinosaurus, yang membantu peneliti menentukan cara hewan itu berjalan dan seberapa cepat mereka pergi.

Para peneliti melaporkan temuan mereka dalam jurnal PLOS ONE pada 2 April.

Penerjemah: Indra Arief Pribadi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014