“Belgia mengutuk serangan terhadap sebuah sekolah di #Gaza. Menurut @UN, lebih dari 20 serangan terhadap sekolah yang menampung orang-orang yang kehilangan tempat tinggal telah terjadi sejak 4 Juli, menewaskan hampir 300 orang,” kata kementerian luar negeri Belgia di media sosial X.
Belgia kembali menyerukan penghentian serangan “terhadap warga sipil” dan menekankan bahwa hukum humaniter internasional “harus dihormati.”
“Kami mengulangi seruan kami untuk gencatan senjata,” tambah kementerian tersebut.
Setidaknya 12 warga Palestina tewas pada Selasa dalam serangan udara Israel terhadap sebuah sekolah yang menampung ratusan orang yang kehilangan tempat tinggal di Kota Gaza, kata Badan Pertahanan Sipil.
Israel secara sistematis menargetkan fasilitas sipil, termasuk sekolah, rumah sakit, dan tempat ibadah, di tengah serangan yang terus berlanjut di Jalur Gaza meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Menurut aturan perang, menargetkan fasilitas sipil semacam itu dapat dianggap sebagai kejahatan perang.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 40.170 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta melukai lebih dari 92.740 orang sejak 7 Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari 10 bulan dalam serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan pasokan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Pengadilan Internasional yang telah memerintahkan agar segera menghentikan operasi militer di kota Rafah di selatan, di mana lebih dari 1 juta warga Palestina telah mencari perlindungan dari perang sebelum wilayah tersebut diserang pada 6 Mei.
Sumber : Anadolu
Penerjemah: Primayanti
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024