Co-founder PHR Pressing yang mewakili Elevation Records, Taufiq Rahman menjelaskan alasan di balik perilisan ulang "Badai Pasti Berlalu" karena rilisan fisik album tersebut saat ini sudah sulit ditemukan. Album yang pertama kali rilis tahun 1977 itu, kata Taufiq, juga sebelumnya tidak pernah dirancang untuk rilis dalam bentuk piringan hitam.
"Ini kan album yang sudah monumental tapi sama seperti kebanyakan album-album masterpiece di Indonesia, artefak fisik dari tahun itu sudah tidak ada pasti," kata Taufiq dalam sebuah sesi gelar wicara di Jakarta Pusat pada Minggu.
Baca juga: NOAH bawakan kembali "Badai Pasti Berlalu" Chrisye
Baca juga: Christine Hakim belajar Indonesia lebih dalam lewat film sejarah
"Secara visual album ini kan tidak pernah dirancang untuk dirilis sebagai format piringan hitam karena itu awalnya hanya dirilis dalam format kaset dan tidak pernah ada format vinyl dari tahun 1977 dan vinyl yang beredar yang harganya hampir ratusan juta itu mungkin adalah copy radio yang hanya dicetak dalam jumlah yang sangat terbatas," imbuhnya.
Taufiq mengaku proses penerbitan ulang album ini dilakukan dari nol dimana pihak label mencari terlebih dahulu rekaman audio versi tahun 1977 dengan kualitas terbaik.
Dalam menghasilkan rekaman lagu dengan kualitas lebih baik, Taufiq menjelaskan pihaknya sampai menggandeng studio-studio dari Amerika Serikat dan Eropa.
"Jadi secara audio, dan kalau teman-teman bisa mendengarkan sekarang itu yang lebih dari layak, saya pikir itu adalah hasil kerja keras dari studio-studio besar dunia," ujarnya.
Album "Badai Pasti Berlalu" dirilis tahun 1977 yang berisi lagu tema film dengan judul yang sama arahan sutradara Teguh Karya dan dibintangi oleh Christine Hakim, Roy Marten, dan Slamet Rahadjo.
Eros Djarot sebagai pengarah musik, mengajak beberapa penyanyi dan musisi dalam proses produksi album ini antara lain Chrisye, Berlian Hutauruk, Yockie Suryo Prayogo, Keenan Nasution, Debby Nasution, dan Fariz RM.
Piringan hitam album "Badai Pasti Berlalu" tersedia dalam dua varian warna yakni hijau yang dijual seharga Rp595 ribu dan hitam yang dijual seharga Rp495 ribu.
Baca juga: Pentingnya film di mata Eros Djarot
Baca juga: 50 tahun berkarya, Christine Hakim sujud di kaki ibunda
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024