Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi di Surabaya, Senin, mengucapkan terima kasih kepada para pengusaha yang telah memberikan dukungan penuh dalam mewujudkan Asrama Bibit Unggul karena kontribusi mereka sangat besar dalam membantu pendidikan anak-anak dari keluarga kurang mampu di Surabaya.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah bersinergi, baik dari kalangan perguruan tinggi maupun pengusaha. Sesungguhnya, Asrama Bibit Unggul ini bukan milik pemerintah kota atau wali kota, melainkan milik orang-orang hebatnya Surabaya," katanya.
Ia mengemukakan, anak-anak yang tinggal di Asrama Bibit Unggul tidak hanya menerima pendidikan akademik, tetapi juga dilatih melalui sekolah kebangsaan, dibina untuk menjadi disiplin dan mandiri selama tiga tahun hingga lulus dan memasuki dunia kerja.
"Ini adalah impian warga Kota Surabaya, agar anak-anak dari keluarga tidak mampu memiliki kesempatan meraih cita-cita setinggi langit dan mampu mengangkat derajat keluarganya," tutur dia.
Baca juga: Pemkot Surabaya sediakan 200 kuota program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana
Dalam mendukung Asrama Bibit Unggul, Pemkot Surabaya juga bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi di antaranya Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Surabaya dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Hang Tuah Surabaya.
"Anak-anak yang menempuh pendidikan di Poltekkes belajar di asrama ini, nanti kalau praktik mereka ke RSUD dr Soetomo. Sedangkan mahasiswa Stikes dan perguruan tinggi negeri (PTN) lainnya berkuliah di kampus masing-masing," ujarnya.
Selain menyediakan tempat tinggal, kata dia, Asrama Bibit Unggul juga memberikan pendidikan etika dan karakter bagi anak-anak. Bahkan, anak-anak itu juga mendapatkan uang saku dan makan gratis tiga kali.
"Asrama ini seperti rumah mereka, namun yang membedakan adalah adanya pendidikan kebangsaan. Jadi anak-anak juga diajak shalat malam hingga shalat lima waktu berjamaah. Nah, pendidikan-pendidikan inilah yang mengajarkan anak-anak kedisiplinan," tuturnya.
Baca juga: Wali Kota: Pelajar hingga pejabat di Surabaya masuk Sekolah Kebangsaan
Di Asrama Bibit Unggul, Pemkot Surabaya memisahkan tempat tinggal anak-anak berdasarkan jenis kelamin. Untuk anak laki-laki ditempatkan di gedung asrama sisi barat, sedangkan anak perempuan di sisi utara. Selain itu, asrama ini juga menampung 51 anak istimewa dan 25 lansia putri.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menambahkan bahwa anak-anak penerima program 1 Keluarga 1 Sarjana juga diajarkan agar memiliki rasa empati dengan dunia luar. Oleh karena itu, anak-anak tersebut tinggal berbaur di Asrama Bibit Unggul dengan anak-anak istimewa dan lansia.
"Ini agar mereka sebagai anak bangsa yang memiliki jiwa Pancasila menghormati yang lansia, bagaimana mereka bisa membantu anak-anak disabilitas. Sehingga ketika mereka di luar, melihat dunia nyata itu mereka sudah punya rasa empati," ujarnya.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya Anna Fajrihatin menyebutkan saat ini ada sekitar 138 anak yang mengikuti program pendidikan "1 Keluarga 1 Sarjana" di Asrama Bibit Unggul. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan beberapa mahasiswa yang masih proses seleksi PTN.
Baca juga: Pemkot Surabaya wujudkan pendidikan gratis pelajar SMA keluarga MBR
"Kemarin sudah ada yang mulai mengikuti kelas di Poltekkes secara daring, dan Alhamdulillah mulai hari ini mereka sudah belajar secara langsung di kelas Asrama Bibit Unggul," katanya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024