New York City (ANTARA) - COVID-19 berkepanjangan (long COVID-19) telah mendorong sekitar satu juta warga Amerika Serikat (AS) keluar dari angkatan kerja, ungkap The Wall Street Journal (WSJ) pada Senin (26/8).

WJS mengutip para ekonom, yang mengatakan bahwa lebih dari 5 persen orang dewasa di AS menderita Long COVID-19, yang paling banyak terjadi di kalangan warga AS yang sedang dalam masa produktif.

"Belum pernah ada begitu banyak warga AS yang menata ulang hubungan mereka dengan pekerjaan sebagai akibat dari satu krisis kesehatan masyarakat. Lebih dari empat tahun setelah pandemi dimulai, sebagian orang masih memikirkan bagaimana mereka dapat menyeimbangkan mata pencarian dan kehidupan mereka dengan Long COVID, kondisi kronis yang masih berusaha dipahami oleh para dokter," kata laporan tersebut.

Laporan itu menambahkan bahwa sekitar 3,6 juta orang melaporkan telah secara signifikan mengubah aktivitas mereka.

Long COVID merupakan kondisi kronis dengan gejala yang berlangsung setidaknya tiga bulan setelah infeksi COVID, menurut CDC. Kondisi kronis tersebut dapat mencakup sejumlah gejala mulai dari kelelahan, perubahan memori, sesak napas, dan kesulitan berkonsentrasi.

Selain itu, Long COVID dapat membuat tugas-tugas sederhana seperti membalas sebuah surel menjadi sulit, ujar orang-orang yang mengalami kondisi tersebut. Mereka kesulitan untuk memilih kata yang tepat atau mengelola stres. Salah satu gejala yang muncul adalah rasa tidak enak badan setelah beraktivitas, yang dapat memburuk setelah hanya melakukan aktivitas fisik atau mental yang ringan.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024