Jadi proporsi kelas menengah tahun 2045 juga diharapkan mencapai 80 persen...,Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, masyarakat kelas menengah (middle class) memiliki peran penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), agar mampu mencapai pertumbuhan ekonomi yang konsisten di angka 6-7 persen, salah satu syaratnya yakni dengan mempertebal kalangan kelas menengah.
"Kelas menengah kita sekitar 17,13 persen, dan aspiring middle class (AMC) itu juga mendekati 50 persen, dan tentunya sebelum COVID-19 angkanya sedikit lebih tinggi, ini karena ada efek dari COVID-19 yang sering disampaikan oleh Bu Menteri Keuangan sebagai scarring effect," kata Airlangga saat konferensi pers dialog yang bertajuk ‘Peran dan Potensi Kelas Menengah Menuju Indonesia Emas 2045’ di Jakarta, Selasa.
Sebagai informasi, calon kelas menengah atau aspiring middle class (AMC) merupakan kelompok masyarakat yang berhasil naik kelas, namun masih rentan miskin.
Saat ini, sektor perumahan menjadi salah satu pengeluaran kedua terbesar bagi masyarakat kelas menengah sehingga kebijakan pemerintah di sektor ini menjadi penting.
Oleh karena itu, Pemerintah mendorong pertumbuhan kelas menengah dengan memprioritaskan kebijakan subsidi di sektor perumahan.
Pemerintah menambah insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) menjadi 100 persen sampai Desember 2024, dan kuota subsidi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dari 166 ribu unit menjadi 200 ribu unit.
Selain itu, lanjut dia, Pemerintah juga telah melakukan inisiasi beberapa program lain seperti perlindungan sosial (perlinsos), insentif pajak, Program Kartu Prakerja, Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP), hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Senada, Deputi Bidang Ekonomi KKP/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, penguatan kelas menengah penting bagi Indonesia agar mampu keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle-income trap).
Pemerintah sendiri menetapkan target masyarakat kelas menengah mencapai 80 persen pada 2045.
Peningkatan kelas ini diharapkan terealisasi secara bertahap dari tahun ke tahun.
"Jadi proporsi kelas menengah tahun 2045 juga diharapkan mencapai 80 persen. Karena kan kelas menengah ini menjadi bantalan dari perekonomian. Kalau supaya kokoh perekonomian maka kelas menengah harus tebal," ucapnya.
Guna mencapai target, Amalia menilai industrialisasi usaha menjadi langkah yang penting.
Pemerintah harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi kelas menengah (middle class jobs).
Di samping itu, aspiring middle class harus menjadi perhatian bersama.
Aspiring middle class yang tercatat sekitar 50 persen perlu untuk dikembangkan sampai menjadi masyarakat kelas menengah.
"Sebenarnya kan ini kita punya aspiring middle class yang sekitar 50 persen. Ini tugas kita dalam RPJPN bagaimana menaikkan itu kan harus menjadi middle class, ada 50 persen punya potensi yang kita naikkan jadi middle class," tutur Amalia.
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2024