... berdiri megah di ketinggian 97 meter di atas permukaan laut berpijak pada anjungan batu karang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut, di ujung barat daya Pulau Bali... "
Denpasar (ANTARA News ) - Kawasan sekitar Pura Uluwatu, Kabupaten Badung menjadi objek wisata pavorit di Pulau Dewata, mendapat kunjungan wisatawan dalam dan luar negeri terbanyak kedua setelah kawasan wisata Tanah Lot, Kabupaten Tabanan.

Sesuai data Dinas Pariwisata provinsi Bali, Sabtu menyebutkan, jumlah turis yang berkunjung ke lokasi Pura uluwatu selama 2013 tercatat 820.999 orang terdiri atas 498.070 turis asing dan 322.929 tamu domestika , sedangkan Tanah Lot mencapai tiga juta orang.

Pengunjung kondisi alam yang menakjubkan di hamparan Uluwatu memang bertambah terus sebab sebelumnnya tercatat 803.567 orang. Banyak Turis asing minta ke Uluwatu, tutur Pengamat Pariwisata Bali, Drs Dewa Nyoman Putra.

Pura Uluwatu, 30 km selatan Kota Denpasar, atau 15 km dari Bandara Ngurah Rai memiliki daya tarik tersendiri, karena batu karang yang ada ditumbuhi semak-semak yang dijaga oleh ratusan kera-kera jinak dan dilindungi oleh masyarakat sekitarnya, tutur Nyoman Putra yang berprofesi sebagai Pemandu Wisata sejak belasan tahun.

Tempat suci umat Hindu itu berdiri megah di ketinggian 97 meter di atas permukaan laut berpijak pada anjungan batu karang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut, di ujung barat daya Pulau Bali, ini yang menjadikan daya pikat setiap turis yang berkunjung ke sini.

Lokasi pura ini dinilai sangat indah dan menakjubkan, karena berada di atas tebing yang langsung menghadap ke laut lepas. Suasana ini membuat suasana Pura Uluwatu yang didirikan sekitar abad sebelas semakin terkesan kesakralannya.

Tebing curam dan tinggi di pura ini tempat yang tepat untuk menyaksikan matahari terbenam di upuk barat. Turis tentu senang bisa menyaksikan suasana matahari terbenam yang dipadukan dengan hamparan laut serta ombak yang mendebur-debur.

"Sungguh luar biasa sanset di Uluwatu," komentar wisatawan asing yang sempat meninjau lokasi itu sebagai mana ditirukan Dewa Nyoman Putra, sebab dalam suasana matahari semakin merendah, semburan cahaya ke kuning-kuningan menjadikan pemandangan semakin syahdu.

Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014