"Kami ... memandang diplomasi merupakan cara terbaik untuk mencapai solusi jangka panjang yang efektif untuk program nuklir Iran," kata seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional kepada Anadolu, tanpa mau disebutkan namanya.
"Namun, hal seperti itu saat ini masih jauh," ujarnya.
"Kami akan menilai Iran berdasarkan tindakan mereka, bukan kata-kata mereka. Jika Iran ingin menunjukkan keseriusan atau pendekatan baru, mereka harus menghentikan nuklir mereka dan peningkatan ketegangan di kawasan," kata jubir.
Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, pada Selasa (27/8) mengadakan pertemuan pertama dengan kabinet yang baru dibentuk pimpinan Presiden Masoud Pezeshkian.
Khamenei mengatakan "tidak ada salahnya" untuk melanjutkan perundingan nuklir dengan AS, yang dia sebut sebagai "musuh" Teheran.
Sambil menyetujui tindakan tersebut, Khamenei memperingatkan bahwa Washington tidak dapat dipercaya.
"Ini tidak berarti bahwa kita tidak dapat berinteraksi dengan musuh dalam situasi tertentu. Tidak ada salahnya, tetapi jangan menaruh harapan pada mereka. Jangan percaya pada musuh," kata Khamenei, seperti dikutip dari situsnya.
Komentar tersebut muncul di tengah peningkatan ketegangan regional atas kekhawatiran bahwa Iran akan segera membalas pembunuhan mantan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada akhir Juli.
AS telah mengerahkan dua kelompok penyerang kapal induk ke wilayah tersebut dalam upaya untuk memperkuat pertahanan Israel terhadap potensi serangan Iran.
AS juga telah memperingatkan Teheran agar tidak melakukan pembalasan apa pun.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Biden berharap Iran turunkan ketegangan di Timur Tengah
Baca juga: Permintaan AS untuk tidak serang Iran diabaikan oleh Israel
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam serangan Israel di Teheran
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2024