Pekalongan (ANTARA News) - Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah memberikan pendampingan kepada petani padi melalui diseminasi teknologi dan klinik tanaman keliling.

"Pendampingan ini dilakukan secara terpadu yang diharapkan dapat meningkatkan akses petani terhadap teknologi," kata Dodik R Nurrochmat, Direktur Kajian Strategis Kebijakan Pertanian (KSKP) IPB, di Pekalongan, Senin.

Dodik mengatakan, pendampingan terhadap petani padi dan hortikultura di wilayah Pekalongan merupakan salah satu upaya merespon berbagai permasalah yang dihadapi pertanian di Indonesia.

Pemasalahan yang dihadapi oleh petani adalah masalah teknik pertanian, pemasaran dan kebijakan.

Masalah pertanian seperti hama dan penyakit, kekeringan dan pemilihan bibit. Sebagai contoh petani padi menghadapi serangan hama dan penyakit yang semakin serius dari tahun ke tahun.

Ia mengatakan, data terakhir menunjukkan bahwa hama wereng batang coklat pada 2010-2011 yang menyerang 600.000 hektare lahan menyebabkan kerugian ekonomi mencapai Rp4,5 triliun (IMHERE B.2c IPB 2011).

Menurut Dody akhir-akhir ini sering dikejutkan dengan ledakan hama wereng coklat, penggerek batang padi dan serangan tikus pada sentra-sentra pertanaman padi di Indonesia yang menyebabkan gagal panen atau kehilangan hasil panen sangat tinggi.

Perubahan iklim telah banyak dilaporkan juga menjadi pemicu munculnya ledakan penyakit padi seperti hawar daun bakteri (bacterial leaf blight/BLB) atau sering disebut penyakit kresek, penyakit busuk leher dan penyakit hawar pelepah.

Tingginya intensitas curah hujan yang terjadi sejak Februari 2014 membuat sejumlah petani merugi akibat merosotnya hasil produksi.

Untuk hortikultura, akibat curah hujan yang tinggi di sejumlah daerah juga membuat tanaman cabe mudah terserang hama dan berbagai jenis penyakit yang menyebabkan cabai membusuk dan mati.

"Kondisi tersebut terpaksa petani melakukan panen dini, akibatnya harga cabai di pasaran saat ini kembali meroket, dari yang sebelumnya Rp15.000/kg menjadi Rp100.000/kg," ujar Dodik.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014