Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei perbankan triwulan I-2014 Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan kredit baru masih dalam kecenderungan melambat, tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) yang sebesar 21,7 persen, lebih rendah dari triwulan IV-2013 yang 88,5 persen.

Menurut BI dalam laman resminya, Senin, survei menunjukkan bahwa perlambatan tersebut bersumber dari melambannya seluruh jenis penggunaan kredit, terutama kredit konsumsi.

Penurunan kredit baru tersebut sejalan dengan proses moderasi perekonomian ke arah yang lebih sehat dan seimbang.

Pada triwulan II-2014, responden survei memperkirakan adanya penguatan pertumbuhan kredit baru yang diiringi dengan kenaikan suku bunga kredit.

Suku bunga kredit modal kerja, kredit investasi dan kredit konsumsi pada triwulan II-2014 diperkirakan mengalami kenaikan masing-masing menjadi 13,53 persen, 13,04 persen dan 14,82 persen.

Pertumbuhan kredit pada 2014 diperkirakan melambat menjadi 18 persen (yoy), lebih rendah dari perkiraan survei sebelumnya 19,1 persen (yoy). Perkiraan tersebut semakin mendekati target pertumbuhan kredit 2014 Bank Indonesia sebesar 15-17 persen.

Dalam pandangan responden, kenaikan suku bunga kredit dan meningkatnya tekanan NPL menjadi pertimbangan utama melambatnya pertumbuhan kredit.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014