Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin di Jakarta, Kamis yang menyebut bakal ada kesepakatan yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dalam kegiatan yang digelar pada 5-6 September 2024 ini.
“Mengenai rencana masih on going dan rencana kita ekspor elektron di 2028 awal atau akhir 2027,” ujar Rachmat.
Adapun pemberian lisensi bersyarat sebagai salah satu syarat ekspor listrik ke Singapura menjadi satu dari 10 kerja sama yang akan ditandatangani dalam gelaran ini. Ia pun memperkirakan nilai kerja sama yang dihasilkan mencapai miliaran dolar AS.
“Rencananya pemberian lisensi transfer listrik ke Singapura itu nilainya bisa billion USD,” katanya.
Meski tak merinci, ia menyebut ada beberapa perusahaan yang tengah berupaya agar mendapatkan conditional approval dari pemerintah Singapura.
“Sebenarnya masih ada beberapa perusahaan lagi lainnya yang saat ini berupaya untuk mendapatkan conditional approval dari pemerintah Singapura,” ujarnya pula.
Lebih jauh, dalam gelaran ini juga akan ditandangani kerja sama carbon capture and storage (CCS) dengan Pertamina.
ISF 2024 merupakan gelaran yang mengumpulkan para pemimpin dunia dari berbagai sektor dan negara untuk bertukar pikiran, menawarkan solusi dan berbagi praktik terbaik dalam aksi iklim.
Forum ini akan menyoroti lima pilar utama: ekonomi hijau, transisi energi, konservasi alam dan keanekaragaman hayati, gaya hidup berkelanjutan, dan ekonomi kelautan.
Sebagai informasi, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Rachmat Kaimuddin mengatakan, Indonesia siap mengekspor listrik bersih rendah karbon sebesar 2 gigawatt ke Singapura.
Kesepakatan ekspor ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara beberapa perusahaan Indonesia dan Singapura, yang disaksikan oleh Rachmat Kaimuddin dan Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng.
Singapura akan melakukan impor 4 gigawatt listrik rendah karbon pada 2035, di mana 50 persen dari total yang dibutuhkan berasal dari Indonesia.
Kerja sama antara Indonesia dan Singapura, merupakan sebuah kerangka kerja untuk memfasilitasi proyek-proyek komersial guna mengembangkan energi karbon dan perdagangan listrik lintas batas serta interkoneksi kedua negara.
Sementara itu, Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng mengatakan, MoU ini merupakan bukti kemitraan jangka panjang dan komprehensif.
Baca juga: Tanggapi ekspor listrik, Kadin: Singapura bergantung pada ekosistem RI
Baca juga: Kemenko Marves: ISF 2024 diharapkan hasilkan berbagai kesepakatan
Baca juga: Dion Wiyoko dan Chelsea Islan jadi duta ISF gaungkan isu keberlanjutan
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024