Jenazah-jenazah tersebut ditemukan setelah air di beberapa bagian wilayah mulai surut, menurut pejabat setempat.
Sejak 21 Agustus, banjir tersebut telah berdampak kepada 5,4 juta orang di 11 distrik di wilayah timur dan tenggara, menyebabkan 1,2 juta keluarga mengalami kesulitan akses, kata KM Ali Reza, Sekretaris Tambahan Kementerian Penanggulangan Bencana dan Bantuan, dalam konferensi pers pada Kamis di Dhaka.
Banjir itu memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat perlindungan.
Sementara, lahan pertanian dan tempat penangkaran ikan juga hancur, menurut pejabat terkait.
Dalam kesempatan lain, Pemerintah Inggris pada Kamis mengatakan akan memberikan bantuan kemanusiaan tambahan sebesar 450.000 pound sterling atau sekitar Rp9,1miliar) untuk mendukung lebih dari 36.000 orang yang terdampak banjir di wilayah timur Bangladesh.
Pemerintahan transisi yang dipimpin oleh peraih Nobel Perdamaian 2006, Muhammad Yunus, melanjutkan misi penyelamatan dan bantuan.
Pemerintahannya pekan lalu mengusulkan pembentukan komite pengendalian banjir bersama setelah banjir menyebabkan kerusakan parah dan mengakibatkan pengungsian warga di negara bagian Tripura di timur laut India serta di timur Bangladesh.
Pihak berwenang Bangladesh juga mengatakan bahwa permukaan air di sungai Gumti dan Muhuri yang mengalir melalui wilayah tersebut telah meningkat setelah pintu air di Danau Dumber di Tripura dibuka.
Bangladesh juga menuduh India melepaskan air dari sungai-sungainya tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada Dhaka. Namun, New Delhi membantah telah melepaskan air dari bendungan.
Bangladesh dan India berbagi aliran air dari setidaknya 54 sungai, dengan bagian hulunya terletak di India.
Sumber : Anadolu-OANA
Baca juga: Korban meninggal akibat banjir di Bangladesh capai 31 orang
Baca juga: Banjir memburuk di Bangladesh tenggara memutus akses 1,5 juta warga
Baca juga: Kedubes China sumbangkan bantuan ke daerah-daerah terdampak banjir
Penerjemah: Primayanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024