Dua nama yang tidak asing bagi banyak orang karena keduanya pernah menduduki jabatan penting di negeri ini.
Ridwan Kamil merupakan mantan Gubernur Jawa Barat dan politikus Gerindra, sedangkan Suswono merupakan mantan Menteri Pertanian yang tergabung dalam Partai Keadilan Sejahtera.
Keduanya maju berpasangan tak lepas dari dukungan koalisi gemuk dari 14 partai politik atau bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Partai tersebut adalah Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai NasDem, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Solidaritas Indonesia, Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Garuda, Partai Gelora, Partai Perindo, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Bulan Bintang, dan Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Pelaksanaan pilkada tertuang dalam Peraturan KPU Nomor 2 Tahun 2024 tentang Tahapan dan Jadwal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tahun 2024.
Ridwan Kamil atau RK mengatakan bahwa koalisi yang mendukung dirinya dengan Suswono sebagai upaya untuk rekonsiliasi pasca-Pemilu 2024.
RK dan Suswono dikawal para pendukungnya untuk mendaftar mengikuti pilkada ke Kantor KPU DKI pada Rabu (28/8) pukul 13.30 WIB. Keduanya kompak mengenakan pakaian khas Betawi, mulai dari peci hitam, kemeja lengan panjang berwarna putih, celana batik cokelat, hingga sarung selempang berwarna oranye.
Kedatangan pasangan calon itu seakan menjadi lembaran baru untuk menghadapi masalah klasik yang ada di Jakarta mulai dari banjir, kawasan kumuh, hingga polusi.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut profil singkat untuk lebih mengenal calon pemimpin usai Jakarta tak lagi menjadi ibu kota.
Pemimpin milenial
Sosok yang memiliki nama lengkap Mochamad Ridwan Kamil ini dikenal sebagai arsitek yang berlatar belakang akademisi. Ridwan lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 4 Oktober 1971.
Ridwan melanjutkan pendidikan ke Institut Teknologi Bandung (ITB) dan lulus pada 1995 dengan gelar sarjana teknik di bidang arsitektur. Kemudian, melanjutkan studi S-2 atau magister di Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat, selama 2 tahun hingga memperoleh gelar Master of Urban Design pada 1999-2001.
Setelah lulus S-2, Ridwan Kamil bekerja sebagai arsitek di berbagai firma di Amerika Serikat. Lalu, kembali ke Indonesia dan menjadi dosen tidak tetap di ITB selama 14 tahun. Ia mengajar Program Studi Teknik Arsitektur.
Ridwan Kamil pernah menjabat sebagai Wali Kota Bandung periode 2013--2018 dengan wakilnya, Oded Muhamad Danial. Kemudian, berlanjut menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 yang dipasangkan dengan Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum.
Saat menjadi Wali Kota Bandung, salah satu program kerjanya adalah membuat Bandung Command Center, yaitu Pusat Kendali Kota Bandung untuk mengatasi kemacetan, memantau kondisi, sekaligus mewujudkan kota cerdas.
Pada 2023, Ridwan sempat mengusulkan pada rapat paripurna untuk menciptakan delapan daerah otonomi baru (DOB) yang sedang diusulkan ke Pemerintah Pusat, yakni Kabupaten Bogor Barat, Kabupaten Sukabumi Utara, Kabupaten Garut Selatan, Kabupaten Bogor Timur, Kabupaten Indramayu Barat, Kabupaten Cianjur Selatan, Kabupaten Tasikmalaya Selatan, dan Kabupaten Garut Utara.
Tak hanya itu, citra Ridwan Kamil sebagai gubernur kian bersinar karena gemar membangun masjid seperti Masjid Al-Jabbar.
Ridwan mempercayai melalui media sosial bisa memengaruhi banyak orang. Maka dari itu dirinya aktif membagikan kegiatan sehari-harinya melalui unggahan. Sosoknya yang dekat dengan anak muda pun semakin dikenal usai muncul dalam film “Dilan 1991”.
Suswono, politikus senior
Rekam jejak Suswono dimulai bekerja sebagai dosen tetap di Universitas Ibnu Khaldun Bogor, mulai tahun 1984 hingga 2022.
Berlanjut di dunia pemerintahan, Suswono pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI untuk periode 2004--2009 yang mengurusi pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan, kelautan, dan pangan.
Kemudian, sejak 22 Oktober 2009, dia ditunjuk menjadi Menteri Pertanian pada oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kini sosoknya menjadi pusat perhatian usai dipilih menjadi wakil Ridwan Kamil dalam Pilkada DKI Jakarta dengan slogan “Jakarta Baru, Jakarta Maju”.
Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyebutkan bahwa Ridwan Kamil (RK) cenderung unggul di kelompok etnis Sunda dan yang berprofesi ibu rumah tangga.
Persaingan sangat ketat terjadi pada kelompok pemilih perempuan, para lansia, pendidikan SLTA, dan pekerja kerah.
Sampel sebanyak 500 responden dipilih secara acak dari database sampel survei tatap muka yang telah dilakukan SMRC sebelumnya dengan jumlah proporsional menurut kabupaten/kota untuk mewakili pemilih Jakarta.
Janji “Jakarta Baru”
Ridwan Kamil optimistis, dengan berpasangan bersama Suswono, mampu membuat Jakarta lebih baik pascaperpindahan ibu kota ke IKN Kalimantan Timur. Mereka berjanji memperbaiki dan meneruskan kinerja gubernur sebelumnya dalam pembangunan kota.
Perhatiannya dalam penataan kawasan kumuh di Jakarta mendorongnya untuk mengajak para arsitek berperan aktif berkontribusi nyata bagi Jakarta melalui “satu kecamatan satu arsitek”.
Rencana selanjutnya yakni penataan kawasan lainnya, seperti membangun apartemen di atas pasar dan rusun serta menambah ruang publik bagi anak muda Jakarta agar tidak hanya berkunjung ke pusat perbelanjaan (mal).
Politikus Golkar itu berjanji memperjuangkan hak pendidikan di Jakarta agar tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah.
Terkait banjir, salah satu janji yang disiapkan RK adalah pembangunan proyek tanggul laut raksasa (giant sea wall) untuk mengatasi banjir rob di Jakarta Utara. Disebutkan dia pernah bekerja sama dengan Presiden Jokowi membangun dua waduk di wilayah Bogor, Jawa Barat, untuk mengatasi banjir di DKI Jakarta.
Terakhir, duet berjuluk "Rido" ini juga mendukung kemajuan olahraga, yakni klub sepak bola asal Jakarta, Persija beserta pendukungnya, The Jakmania.
Dalam pertemuan terbarunya bersama media, RK-Suswono meminta untuk dipanggil "Rido” dalam artian meminta Ridho kepada Allah Swt. melalui kerja mereka yang berlandaskan syariat agama.
Pertarungan antara Ridwan Kamil-Suswono dengan Pramono Anung-Rano Karno serta calon independen Dharma Pongrekun tentu sangat dinantikan. Apa pun, Jakarta masih tetap jadi barometer politik meski tak lagi menjadi Ibu Kota RI.
Kompleksitas masalah yang dihadapi Jakarta menyebabkan setiap pasangan harus memiliki visi dan program yang mampu menjawab secara konkret atas problematika 10,6 juta lebih penduduk Daerah Khusus Jakarta (DKJ) itu.
Siapa pun kelak yang terpilih pada Pilkada 2024, itulah pasangan yang memang layak mendapat mandat membawa warga Jakarta lebih sejahtera.
Editor: Achmad Zaenal M
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2024