"Berbagai elemen masyarakat sejak minggu lalu yang turun langsung mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan mendorong tegaknya amanat reformasi yang memang kenyataannya ini, sayangnya ini banyak dihadapi dengan cara yang represif dan berlebihan," kata Anies saat siaran langsung di akun Youtubenya, Jumat.
Baca juga: IPW kecam kekerasan aparat dalam menangkap pendemo di DPR
Menurut Anies, semangat masyarakat terutama kalangan anak muda itu harus diapresiasi lantaran tengah mengawal putusan MK tentang Pilkada.
Semangat tersebut, kata Anies, merupakan tanda bahwa masyarakat memiliki kepedulian tinggi dalam mengawal demokrasi di Indonesia.
Masyarakat dinilai Anies juga memiliki kepekaan ketika ada beberapa pihak yang mencoba mengganggu putusan MK demi kepentingan elit politik tertentu.
"Kami ingin meluruskan usaha pembengkokan atas konstitusi. Karena itu hadapi juga dengan rasa cinta sebagai saudara sebangsa. Ini (tindak kekerasan) sangat disesali dan ini tidak boleh berulang lagi," kata Anies.
Baca juga: Moeldoko kecam tindak kekerasan terhadap Ade Armando
Melihat semangat kalangan muda tersebut, Anies menyadari bahwa dirinya membutuhkan wadah untuk menampung gerakan-gerakan para pemuda dalam mengawal konstitusi.
Karenanya, setelah gagal dalam Pilkada dan Pilpres 2024, Anies berencana membangun partai politik ataupun organisasi masyarakat (ormas).
Anies mengatakan, wadah tersebut akan menjadi tempat bagi masyarakat untuk memperjuangkan demokrasi yang setara dan berpihak kepada masyarakat. Anies sendiri tidak menyebut kapan persisnya dia akan membangun ormas ataupun partai politik tersebut.
"Semoga tidak terlalu lama lagi kita bisa mewujudkan langkah-langkah konkrit untuk bisa mewadahi gerakan yang sekarang ini makin hari makin besar menginginkan demokrasi yang setara, yang lebih sehat, politik yang lebih mengedepankan kebijakan dan gagasan," kata Anies.
Baca juga: Polda Metro Jaya tetapkan 19 orang tersangka dalam kericuhan di DPR
Baca juga: Polisi turunkan 3.055 personel amankan demo di KPU dan DPR/MPR RI
Pewarta: Walda Marison
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2024