Warga Jepang beramai-ramai datang ke Perpustakaan Tsurukawa untuk menonton film karya sutradara Riri Riza itu yang diadaptasi dari novel dengan judul sama karya Andrea Hirata.
Penyelenggara dari Persatuan Persahabatan Indonesia-Machida Rieko Yui mengatakan film Laskar Pelangi dipilih karena memiliki pengaruh yang kuat di Indonesia sejak perdana tayang pada 2008 lalu.
“Laskar Pelangi itu salah satu film terfavorit rakyat Indonesia. Terus terang film itu hits dan menjadi booming di Indonesia. Waktu itu saya masih ada di Jakarta dan sudah tahu betapa hebatnya, ada pengaruh dari Laskar Pelangi. Jadi, saya ingin perkenalkan dan memberi tahu ada satu pulau terpencil dan sangat menarik,” kata Yui yang lancar bahasa Indonesia itu.
Film berdurasi 125 menit itu telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang berikut dengan novel serta lagu tema oleh penyanyi Jepang Hiroaki Kato serta dosen Sophia Universitity Shintaro Fututake.
Salah satu penonton bernama Horie mengaku senang bisa menyaksikan film yang bercerita perjuangan 10 anak bersekolah di SD Muhammadiyah Gantong itu.
“Ini pertama kali menonton. Saya lihat anak-anak dari kampung Belitung yang sangat miskin. tetapi mereka punya kemauan, semangatnya bagus sekali,” katanya.
Horie yang datang dari Prefektur Saitama itu mengatakan bahwa ia mencari-cari penayangan film Indonesia sejak Juni lalu dan menemukan pengumuman tersebut.
Dia juga akan merekomendasikan film laskar Pelangi untuk ditonton oleh putra dan teman-temannya.
Disamping pemutaran film, penampilan angklung yang dibawakan oleh grup Plumeria juga menarik perhatian warga negeri Sakura.
Keenam anggota terlihat mahir dalam memainkan alat musik dari bambu itu dengan berbagai ukuran.
Salah satu penampil, Funaki, mengatakan ia pernah belajar angklung saat tinggal di Jakarta selama empat tahun.
“Saya belajar dari guru orang Indonesia. Tantangannya, bagaimana memainkan angklung itu lebih cantik dan indah,” katanya.
Plumeria membawakan sejumlah lagu, di antaranya lagu kebangsaan Indonesia Raya, Bengawan Solo dan Indonesia Pusaka.
Tidak hanya tampil, grup yang seluruhnya beranggotakan wanita itu juga mengajak penonton untuk belajar serta bermain angklung bersama.
Terdapat pula gerai-gerai yang menjual berbagai novel yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, seperti Laskar Pelangi, Sang Pemimpi karya Andrea Hirata serta Supernova karya Dee Lestari.
Selain itu, dijajakan pula berbagai pakaian batik serta pernak-pernik bernuansa Indonesia.
Baca juga: Kemendikbud lantik 17 anggota LSF tingkatkan kualitas film Indonesia
Baca juga: Komite FFI dukung sineas muda tingkatkan kualitas produksi film
Baca juga: Jakarta World Cinema 2024 digelar secara luring dan daring
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024