Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri Disdag Provinsi Kalsel Muhammad Syarief di Banjarmasin, Selasa, mengatakan kegiatan tersebut untuk mengetahui kebijakan perdagangan luar negeri yang terbaru.
Ia mengungkapkan Disdag Provinsi Kalsel menghadirkan narasumber dari Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan dan Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kalimantan Bagian Selatan.
"Kegiatan ini sangat penting bagi instansi terkait dan pelaku usaha ekspor impor agar senantiasa mengetahui kebijakan perdagangan luar negeri yang terbaru," kata Syarief.
Syarief menyampaikan nilai ekspor Kalsel mencapai 722 juta dolar Amerika Serikat (AS) pada Juli 2024 atau menurun sebesar 22 persen dibanding Juni 2024 yang menembus 883 juta dolar AS.
Ia menyebutkan lima komoditas terbesar di Kalsel pada Juli 2024, yakni produk tambang, kayu, karet alam, kelapa sawit dan perikanan.
"Sebesar 90 persen didominasi produk tambang, yaitu batu bara," ujarnya.
Saat ini, ia menuturkan Kalsel sangat bergantung kepada batubara, sehingga saat nilai ekspor batubara mengalami penurunan, berdampak kepada nilai ekspor Kalsel secara keseluruhan.
Syarief menambahkan ada penurunan pemintaan dari negara importir dan perubahan harga batubara dunia sangat berdampak bagi nilai ekspor batubara.
"Kebijakan perdagangan luar negeri adalah rangkaian tindakan yang diambil untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna melindungi kepentingan nasional," tuturnya.
Ia mengharapkan para eksportir dan pelaku usaha lain dapat mendukung pemerintah untuk kemajuan bersama dengan meningkatkan usaha, serta selalu berinovasi maupun terobosan baru mengembangkan pasar ekspor yang luas agar meningkatkan devisa negara, sehingga memajukan dan memakmurkan bangsa.
Baca juga: Disdag Kalsel lakukan operasi pasar murah tekan inflasi
Baca juga: Disdag Kalsel bersama BI pantau harga sembako
Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2024