jika setiap rumah bisa menanam cabai di pekarangan rumah, bisa menghemat biaya dari Rp150.000--Rp750 ribu per bulan, bahkan jika dimanfaatkan untuk dijual bisa meraup keuntungan hingga Rp1,5 juta per bulan.
Bekasi (ANTARA News) - Kementerian Pertanian menyosialisasikan gerakan tanam cabai dalam pot dalam program "urban farming" di Kelurahan Margahayu, Bekasi, Jawa Barat.

Sosialisasi dilakukan di lapangan futsal, Bekasi, Selasa, yang juga dihadiri oleh Menteri Pertanian Suswono, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Walikota Bekasi Rahmat Effendi serta warga masyarakat setempat.

Menteri Pertanian Suswono menyampaikan dalam sambutannya bahwa kebutuhan cabai sangat besar, yakni mencapai 1,7 juta ton per tahun yang juga menjadi faktor harganya fluktuatif.

"Diharapkan dengan adanya gerakan ini tidak ada lagi harga cabai yang fluktuatif, seperti pada beberapa waktu lalu, harga cabai per kilogram sampai Rp100 ribu, sementara di Sukabumi di tingkat petani hanya Rp20.000 per kilogram, bahkan ada yang Rp4.500 per kilogram, ironis betul," katanya.

Suswono mengimbau masyarakat terutama gerakan perempuan untuk melakukan optimalisasi untuk pekarangan (GPOP) untuk memanfaatkan pekarangannya agar ditanam tumbuh-tumbuhan.

"Sinar matahari ini karunia Allah, jangan disia-siakan, ini kan sangat mudah, bisa dilakukan di mana saja, tidak ada alasan harga mahal, tidak ada beli cabe lagi," katanya.

Ia mengatakan jika setiap rumah bisa menanam cabai di pekarangan rumah, bisa menghemat biaya dari Rp150.000--Rp750 ribu per bulan, bahkan jika dimanfaatkan untuk dijual bisa meraup keuntungan hingga Rp1,5 juta per bulan.

Suswono menyebutkan sebetulnya konsumsi cabai rawit hanya 15 persen dari keseluruhan produksi cabai, namun sangat fluktuatif, hal itulah yang mempengaruhi harga lima jenis cabai lainnya.

Ia menyebutkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik, produksi cabai 2013 mencapai 1,72 juta ton dan pada 2014 ditargetkan menjadi 1,75 juta ton.

Dalam kesempatan sama, Dirjen Hortikultura Kementan Hasanuddin Ibrahim mengatakan "urban farming" telah dilakukan di beberapa negara, seperti di Amerika Serikat dan Jepang.

"Di perkotaan negara lain, bahkan ada di atap-atap, laci memakai LED, kita yang sinar mataharinya sepanjang tahun dan masih banyak space (ruang) harus lebih serius lagi," katanya.

Ia menilai menanam cabai dalam pot mudah karena usia produktifnya hanya delapan bulan dengan panen pertama pada umur tiga bulan.

Dalam program tanam cabai dalam pot, Kementan mencanangkan jangka pendek dan jangka panjang, jangka pendek untuk kebutuhan sendiri sementara jangka panjang untuk dijual kembali.

Dalam program tersebut, Kementan juga menyumbangkan 300 PMD senilai Rp12 miliar untuk 18 kota di seluruh Indonesia.

(J010)

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014