Bengkulu (ANTARA News) - Komunitas Peduli Puspa Langka (KPPL) Bengkulu menyerukan penyelamatan hutan habitat bunga langka Rafflesia dan Amorphopalus dalam memperingati Hari Bumi 2014.

"Bumi lestari bergantung pada kelestarian hutan yang juga menjadi habitat bunga langka Rafflesia dan Amorphopalus," kata Koordinator KPPL Bengkulu Sofian Ramadhan di Bengkulu, Selasa.

Ia mengatakan kawasan hutan yang menjadi habitat bunga langka terus terdesak dan berubah fungsi akibat pembukaan lahan menjadi kebun. Pengamatan anggota KPPL di sejumlah daerah, hutan habitat bunga rafflesia dan bunga bangkai berubah fungsi menjadi kebun karet dan kopi secara liar.

Hasil pendataan KPPL dalam kurun Januari hingga April 2014, terdapat 19 kuntum bunga Rafflesia dan Amorphopalus yang mekar di hutan Bengkulu.

"Bunga pertama mekar yang kami pantau pada 11 Januari 2014, bunga Rafflesia arnoldii mekar di kawasan Hutan Lindung Bukit Daun," katanya.

Ramadhan mengatakan selama Januari 2014 ada empat bunga langka yakni tiga kuntum Rafflesia arnoldii dan sekuntum Amorphopalus titanum yang mekar. Empat bunga langka tersebut mekar di kawasan hutan lindung Bukit Daun di wilayah Kabupaten Kepahiang.

Selanjutnya pada Februari 2014 Rafflesia jenis bengkuluensis mekar di kawasan hutan Padangguci di Kabupaten Kaur.

"Satu kawasan hutan di Kabupaten Kaur yang juga sudah dikelilingi kebun kopi masyarakat ditemukan habitat Rafflesia jenis arnoldii," tambahnya.

Selain jenis bengkuluensis, pada Februari 2014 juga ditemukan bunga Rafflesia arnoldii mekar di HL Bukit Daun.

Sedangkan pada Maret ada enam kuntum bunga Rafflesia jenis arnoldii dan bengkuluensis yang mekar di Kabupaten Bengkulu Tengah, Kepahiang dan Kaur.

"Sedangkan lokasi terbaru di Kabupaten Seluma ada lima kuntum bunga Rafflesia arnoldii yang kami temukan mekar di hutan yang sudah dikelilingi kebun kopi," katanya menerangkan.

Ramadhan mengatakan bunga langka yang masih lestari di habitatnya itu dapat dijadikan daya tarik ekowisata di Provinsi Bengkulu.

Bila dikelola dengan baik tambahnya, potensi kekayaan alam yang menjadi ikon Provinsi Bengkulu itu dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan daerah.

(KR-RNI)

Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014