Kegiatan itu, yang disebut Transition to Trained Trainers, digelar sejak Senin (2/9) dan bakal berlangsung selama 3 bulan atau sampai dengan November 2024.
Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya TNI Denih Hendrata saat dihubungi di Jakarta, Selasa, menjelaskan TNI AL bekerja sama dengan Navtrain International — perusahaan jasa konsultasi bidang kelautan dan pertahanan laut yang bermarkas di Belanda.
“Ini pesertanya cukup banyak, mereka adalah pengawak KRI (kapal perang) dari tiga armada TNI AL. Kami menginginkan (jumlah peserta pelatihan) semakin banyak ke depan, karena kami akan menjadikan mereka instruktur,” kata Denih.
Pangkoarmada RI, yang membuka kegiatan itu di Surabaya, Jawa Timur, Senin (2/9), menyebut kegiatan itu pernah digelar pada 2021. Pelatihan yang sama kembali digelar tahun ini karena TNI AL bakal kedatangan beberapa kapal baru buatan beberapa negara Eropa, yang berstandar NATO.
“Ada dari Perancis, Italia, dan Inggris,” kata Denih.
Dalam acara pembukaan pelatihan di Pusat Latihan Kapal Perang Koarmada II, Surabaya, Senin, Pangkoarmada RI membacakan amanat dari Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali.
Dalam amanatnya itu, Laksamana Ali menjelaskan materi latihan itu mencakup bidang-bidang keahlian terkait operasional kapal perang, termasuk juga menyangkut bidang taktis lainnya.
“Semua hal yang telah diberikan oleh Navtrain akan diajarkan, ditularkan kepada seluruh pengawak KRI khususnya kapal-kapal kombatan yang ada saat ini maupun ke depan,” kata KSAL dalam amanatnya ke peserta latihan.
Dalam amanat yang sama, dia pun berpesan kepada para perwira, bintara, dan tamtama peserta latihan untuk memanfaatkan kesempatan itu sebaik-baiknya.
“Galilah ilmu sedalam-dalamnya dari para fasilitator yang ada sehingga TNI AL mendapatkan manfaat yang optimal dari terselenggaranya pelatihan ini,” kata Ali dalam amanatnya yang dibacakan oleh Pangkoarmada RI.
Kementerian Pertahanan RI pada periode 2023–2024 membidik sejumlah kapal perang buatan negara-negara Eropa seperti Inggris, Italia, dan Perancis untuk memperkuat armada TNI AL. Dari Perancis, Kemhan RI telah meneken kontrak pembelian kapal selam Scorpene Evolved buatan Naval Group, sementara dari Italia, Kemhan RI juga telah meneken kontrak pembelian dua kapal patroli lepas pantai (PPA) yang dapat ditingkatkan fungsinya menjadi fregat buatan Fincantieri.
Dari Inggris, Kemhan juga telah meneken kontrak pembelian seperangkat sistem evakuasi kapal selam (SRVS) buatan Submarine Manufacturing & Products (SMP). Galangan kapal Indonesia, yaitu PT PAL dan galangan Inggris Babcock membangun fregat Arrowhead 140 di Surabaya, yang kapalnya saat ini disebut sebagai Fregat Merah Putih.
Di luar itu, KSAL Laksamana Ali pada sela-sela kegiatannya di Jakarta, Senin (2/9) mengungkap adanya rencana membeli fregat lainnya dari beberapa negara Eropa. Dia optimistis rencana itu bakal segera terwujud karena didukung oleh Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, yang juga presiden terpilih.
“Bapak Presiden Terpilih, Bapak Prabowo Subianto juga sudah berjanji akan meningkatkan kekuatan TNI Angkatan Laut, karena kita negara maritim, angkatan lautnya harus kuat. Demikian beliau berpesan,” kata Laksamana Ali.
Baca juga: TNI AL kirim lima prajurit belajar mengawaki kapal PPA Italia
Baca juga: KRI GNR-332 berlayar menuju Darwin ikut Latma Kakadu 2024
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024