"Tingkatkan kualitas dan kemampuan dalam menjalankan tugas dan fungsi, khususnya dalam mendukung proses pilkada yang informatif dan transparan," kata Hadi saat berpidato membuka acara diskusi dengan para pemimpin media di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu.
Menurut Hadi, media massa memiliki peran penting dalam mendidik masyarakat dengan menyajikan berita yang berimbang dan penuh fakta.
Peran media massa juga sangat berpengaruh dalam menangkal derasnya aliran isu hoaks di media sosial tentang pilkada.
Menurut Hadi, penyebaran isu hoaks di media sosial cukup berbahaya lantaran dapat menyulut konflik di tengah masyarakat.
Konflik tersebut, lanjut Hadi, dapat berkembang menjadi besar dan menciptakan situasi yang tidak kondusif di tengah masyarakat.
Karenanya, dia berharap pemerintah dan media massa dapat berkolaborasi dalam menekan konflik selama pilkada melalui pemberitaan yang akurat dan berimbang.
"Seluruh bangsa Indonesia berharap insan pers terus menjadi penopang demokrasi yang sehat, kuat, dan berkualitas," kata Hadi.
Hal senada juga disampaikan oleh Tenaga Ahli Utama Menteri Dalam Negeri Suhajar Diantoro yang juga hadir dalam acara tersebut.
Dia menilai kontestasi pemilu berpotensi menimbulkan perpecahan kelompok masyarakat hanya karena berbeda dukungan.
Kelompok-kelompok tersebut, lanjut dia, akan mudah terpancing dalam keributan hanya karena terpengaruh oleh berita hoaks yang menyesatkan soal pilkada.
"Kami berharap kawan media bisa mengelola potensi konflik yang ada sehingga tidak berkembang menjadi kekerasan fisik," kata Suhajar.
Baca juga: Menko Polhukam: Angkatan Siber perlu dibentuk untuk perkuat pertahanan
Baca juga: Menko Polhukam pastikan komite Perpres Publisher Rights independen
Pewarta: Walda Marison
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2024