Eksperimen ini dilakukan dari 29 Agustus hingga 3 September di daerah Bayanbulak, Xinjiang. Drone berukuran besar tersebut, dengan panjang 10,5 meter, tinggi 3,1 meter, dan lebar sayap 20,2 meter, dapat terbang hingga 40 jam, dan di ketinggian hingga 10.000 meter, menempuh jarak maksimum 8.000 km dengan daya penuh.
Menurut Cai Miao, staf Pusat Modifikasi Cuaca CMA, drone berukuran besar yang dilengkapi sistem deteksi itu dapat mengidentifikasi waktu dan kondisi presipitasi dengan lebih tepat, serta meningkatkan kapasitas penyemaian awan.
"Penggunaan drone dalam operasi presipitasi berkontribusi terhadap peningkatan kualitas lingkungan ekologi regional, pertumbuhan vegetasi, dan peningkatan kapasitas konservasi air," tutur Cai.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024