Hal ini wujud kesinambungan kontribusi Pupuk Kaltim terhadap peningkatan produktivitas pangan sekaligus mendorong kesejahteraan petani dengan hasil yang lebih optimalSurabaya (ANTARA) - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) melakukan pendampingan kepada petani melalui upaya Demonstrasi Plot (Demplot) di Desa Pojokrejo, Kecamatan Kesamben, Jombang, Jawa Timur, hingga menghasilkan padi mencapai 9,2 ton per hektare.
VP Marketing Business Partner Korporasi Pupuk Kaltim Indah Febrianty menyatakan, demplot mampu meningkatkan hasil padi para petani dari 7,5 ton per hektar menjadi 9,2 ton per hektare atau terdapat selisih hasil sebesar 1,7 ton per hektare.
“Ini terdapat selisih hasil sebesar 1,7 ton per hektare jika dibandingkan dengan pola perlakukan petani biasanya,” katanya di Surabaya, Jawa Timur, Rabu.
Demplot sendiri merupakan metode penyuluhan pertanian dengan membuat lahan percontohan yang bertujuan untuk memperkenalkan dan memperagakan teknik-teknik pertanian kepada petani.
Indah menuturkan pengembangan produktivitas pangan melalui pendampingan tata kelola pertanian untuk peningkatan hasil produksi dan kualitas padi diimplementasikan sebagai wujud kontribusi terhadap ketahanan pangan.
Demplot yang bekerja sama dengan Kelompok Tani Gudang Pojokrejo menggunakan benih padi varietas Inpari 32 yang didukung pengaplikasian Urea Nitrea dan NPK Pelangi 20-10-10 untuk meningkatkan pertumbuhan anakan padi serta mendorong daun lebih hijau.
Selain itu, Pupuk Kaltim juga menggunakan pupuk hayati Ecofert yang diaplikasikan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan atau menghemat pupuk NPK hingga 25 persen dari dosis standar.
"Hal ini wujud kesinambungan kontribusi Pupuk Kaltim terhadap peningkatan produktivitas pangan sekaligus mendorong kesejahteraan petani dengan hasil yang lebih optimal,” kata Indah.
Indah menjelaskan hasil panen padi kali ini menunjukkan jika tata kelola lahan dan pola pemupukan berimbang sangat menentukan hasil produksi agar lebih maksimal.
Terlebih peranan pupuk tunggal N (Nitrogen) dengan pupuk majemuk menciptakan kombinasi yang baik untuk menunjang proses pertumbuhan tanaman padi pada saat masa vegetatif dan generatif.
Penggunaan pupuk hayati juga diperlukan pada saat masa olah tanah untuk menjaga kesuburan hingga meningkatkan efisiensi pemupukan agar kandungan hara pada tanah dapat diserap dengan baik oleh tanaman.
"Dosis pemupukan disesuaikan hasil pengujian tanah oleh tim agronomis Pupuk Kaltim untuk memastikan kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi dengan baik mulai awal pertumbuhan," ujarnya.
Pupuk Kaltim pun berharap para petani dapat menerapkan metode pengelolaan lahan secara berkelanjutan sehingga hasil yang diperoleh pun semakin optimal.
“Program yang berorientasi pada peningkatan produktivitas pertanian pangan menjadi salah satu sasaran agar tata kelola pertanian berkelanjutan dan berdaya saing semakin terwujud dengan hasil yang lebih maksimal,” kata Indah.
Baca juga: Area tanam program penghijauan Pupuk Kaltim capai 306,24 hektare
Baca juga: Airlangga apresiasi Pupuk Kaltim yang terapkan teknologi hijau
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024