Jakarta (ANTARA News) - Komoditas kopi di Indonesia diberdayakan perusahaan multinasional Mondelez International yang menginvestasikan sekitar 200 juta dolar AS di beberapa negara melalui program "Coffee Made Happy".

"Program ini menekankan sustainibility (berkelanjutan) karena bila suatu usaha tidak berkelanjutan maka akan cepat bangkrut dan hilang," kata Director Corporate Sustainibility Asia Pacific Mondelez International Simon Talbott dalam peluncuran program "Coffee Made Happy" di Jakarta, Kamis.

Menurut Simon Talbot, sebagai perusahaan kopi terbesar kedua di dunia, program ini bertujuan untuk fokus meningkatkan kesejahteraan petani dan kebahagiaan konsumen.

Ia mengemukakan bahwa sebelumnya Mondelez International juga telah melakukan sejumlah program untuk memberdayakan petani dan diperkirakan terdapat sekitar 10 ribu petani yang diberdayakan.

Apalagi, ujar dia, Indonesia merupakan satu-satunya negara selain Brazil yang memiliki komoditas kopi dan coklat dengan produksi dalam jumlah yang sangat besar secara bersamaan.

Sementara itu, Global Coffee Sustainibility Manager Mondelez International Geraldine OGrady menjelaskan, program "Coffee Made Happy" adalah inisiatif global untuk membangun generasi petani selanjutnya antara lain dengan membangun kapasitas dan mengajak generasi muda terlibat di sektor pertanian mikro.

"Melalui program ini, kami ingin membantu menemukan solusi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi oleh para petani demi terciptanya pasokan yang berkelanjutan," kata Geraldine OGrady.

Mondelez International berkolaborasi dengan sejumlah mitra seperti Rainforest Alliance, Institusi Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (ICCRI), dan Inisiatif Perdagangan Berkelanjutan (IDH).

Ia menuturkan, dengan memberi dukungan kepada petani kopi Indonesia dari teknik pengolahan lahan dan pengendalian kualitas hingga pengembangan dan implementasi rencana bisnis yang efektif, Mondelez International berharap dapat berkontribusi terhadap industri kopi Indonesia.

"Di Vietnam misalnya, kopi dapat diproduksi lebih banyak dengan jumlah luasan kebun yang sama dengan yang terdapat di Indonesia," ujarnya.

Contoh implementasi program itu adalah pelatihan langsung kepada 3.000 petani berskala kecil di Pusat Pelatihan Petani di Semendo, Lampung.

Berdasarkan data Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian, Indonesia mengekspor lebih dari 543 juta kilogram kopi pada 2013 dengan nilai lebih dari 1,1 miliar dolar AS.

Sedangkan menurut data IDH, hanya sekitar tujuh persen kopi ekspor Inonesia yang tersertifikasi atau terbukti berkelanjutan.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014