Indonesia memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon. Hutan mangrove kami, hutan mangrove Indonesia itu terbesar di dunia, seluas 3,3 juta hektare yang mampu menyerap karbon 8 hingga 12 kali lebih baik dibandingkan hutan hujan tropisJakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan hutan mangrove atau bakau di Indonesia seluas 3,3 juta hektare mampu menyerap karbon lebih baik dibandingkan hutan hujan tropis.
Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat berbicara mengenai potensi yang dimiliki Indonesia dalam menyelesaikan masalah perubahan iklim global di acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis.
“Indonesia memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon. Hutan mangrove kami, hutan mangrove Indonesia itu terbesar di dunia, seluas 3,3 juta hektare yang mampu menyerap karbon 8 hingga 12 kali lebih baik dibandingkan hutan hujan tropis,” kata Presiden Jokowi.
Baca juga: Presiden Jokowi buka ISF 2024 untuk kolaborasi hadapi perubahan iklim
Menurut Presiden, banyak orang yang tidak mengetahui potensi bakau yang dimiliki oleh Indonesia tersebut dalam merespons dampak perubahan iklim.
Presiden Jokowi pun meminta dunia tidak meragukan komitmen Indonesia dalam mencapai net zero emission dan berkontribusi bagi dunia yang lebih jauh.
Kepala Negara menyampaikan Indonesia juga memiliki potensi energi hijau yang melimpah mencapai lebih dari 3.600 gigawatt.
“Kami juga memiliki PLTS, PLTS apung, Pembangkit Listrik Tenaga Surya Apung di Waduk Cirata dengan kapasitas 192 megawatt peak, terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia,” ujar Presiden Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Perubahan iklim tak selesai selama pakai pendekatan ekonomi
Namun dia mengatakan semua potensi yang dimiliki Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal jika diperkuat dengan riset dan investasi atau pendanaan dari negara maju.
ISF 2024 mengangkat tema "Towards Sustainable and Inclusive Growth". Forum yang dihadiri lebih dari 8.000 peserta untuk menyoroti lima pilar pembahasan, yaitu ekonomi hijau (green economy), transisi energi (energy transition), konservasi alam dan keanekaragaman hayati (biodiversity and nature conservation), gaya hidup berkelanjutan (sustainable living), dan ekonomi kelautan (blue economy).
Agenda ISF 2024 yang berlangsung selama dua hari akan diisi sejumlah agenda mulai dari sesi utama dengan menghadirkan para pembicara kunci, pleno, tematik, high level dialogue, penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU), pameran, hingga gala dinner.
Baca juga: Menteri Luhut: ISF 2024 dorong terwujudnya transisi energi global
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024