Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR RI Aria Bima menilai Pemilu 2014 penuh dengan kebrutalan dan politik uang.

Menurut dia, para calon anggota legislatif lebih mengedepankan dana atau uang dibanding pendidikan politik kepada masyarakat pada pemilu.

"Tahapan pemilu kali ini adalah yang paling konyol. Hal itu terlihat dari bagaimana persaingan antar caleg. Pemilu tidak cerminkan proses politik bagi masyarakat dan partai," kata Aria di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis.

Kekonyolan pemilu, kata caleg terpilih dari daerah pemilihan Jawa Tengah V tersebut, dikarenakan sistem pencoblosan nama dan suara terbanyak.

"Salah satunya karena mencoblos nama ini. Terjadi mobilisasi masyarakat oleh caleg dengan kepentingannya. Tentunya berdampak pada politik uang. Terjadi kebrutalan permainan money politics yang masif," kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI itu.

Dengan politik uang itu, ia memperkirakan, kualitas anggota DPR RI periode 2014-2019 tak jauh lebih baik.

"Periode 2014-2019, caleg terpilih punya motif untuk terpilih tapi tidak memberikan penyadaran kepada rakyat, tidak untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat. Sebab yang terjadi adalah pengaruhi rakyat dengan money politics," kata dia.

"Tentunya money politics akan berdampak pada kualitas anggota parlemen. Saya tidak melihat DPR RI kedepan secara kolektif sebagai lembaga untuk menjalankan  fungsi legislatisi, budgeting, dan pengawasan untuk kesejahteraan rakyat," kata Aria Bima.

Dia juga mengemukakan orang-orang yang memiliki kompetensi di partai maupun di DPR RI akan tereliminasi oleh politik uang.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014