"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 5 September 2024, pukul 19.34 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak atau 4.076 meter di atas permukaan laut," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, Kamis malam.
Menurut dia kolom abu vulkanik teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 118 detik.
Berdasarkan catatan petugas, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu sebelumnya mengalami erupsi pada Kamis pukul 00.59 WIB yang terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 132 detik, namun visual letusan tidak teramati.
Kemudian erupsi juga terjadi pada pukul 02.53 WIB dan visual letusan tidak teramati, namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 141 detik.
Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 05.26 WIB dan visual letusan tidak teramati, namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 109 detik.
Status Gunung Semeru pada Level II atau Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga km dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selain itu perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Baca juga: TNBTS buka kawasan Ranu Regulo untuk wisatawan
Baca juga: Gunung Semeru erupsi 11 kali namun visual letusan tak teramati
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024