Laporan berjudul Buletin Kualitas Udara dan Iklim tersebut merinci dampak negatif perubahan iklim serta polusi udara terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
"Polusi udara ambien menyebabkan lebih dari 4,5 juta kematian dini setiap tahunnya dan menimbulkan kerugian ekonomi dan lingkungan yang tinggi," kata laporan tersebut, yang merupakan seri keempat dari laporan tahunan yang menyelidiki hubungan kompleks antara kualitas udara dan iklim.
"Spesies kimia yang menyebabkan penurunan kualitas udara biasanya dipancarkan bersamaan dengan gas rumah kaca. Jadi, perubahan pada salah satu pasti akan menyebabkan perubahan pada yang lain," lanjut laporan itu.
Sekretaris Jenderal WMO Ko Barrett menggarisbawahi bahwa perubahan iklim dan kualitas udara tidak bisa diperlakukan secara terpisah karena keduanya berjalan seiring dan harus ditangani bersama.
"Hal itu akan menjadi solusi saling menguntungkan bagi kesehatan planet kita, penduduknya dan ekonomi kita, dengan mengakui adanya hubungan timbal balik dan bertindak sesuai dengannya," katanya.
Sambil menunjukkan bahwa panas yang menyengat dan kekeringan yang terus-menerus memicu risiko kebakaran hutan dan polusi udara, Barrett mengatakan bahwa perubahan iklim berarti kita menghadapi skenario ini dengan "frekuensi yang semakin meningkat."
Ilmu pengetahuan dan penelitian lintas disiplin adalah kunci untuk menemukan solusi," imbuhnya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Kemenko Marves sebut perubahan iklim harus diatasi dari berbagai sudut
Baca juga: SBY sarankan Prabowo pisahkan KLHK agar efektif atasi perubahan iklim
Baca juga: Luhut: Kebijakan energi terbarukan RI tak akan serupa negara lain
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024