Dalam pameran tunggal bertajuk "Spray and Soul: Art and the Mirror Stage", Ade menampilkan refleksi dari perjalanan dan pengalaman hidupnya dalam karya-karya seninya.
"Karya seni saya adalah perjalanan pribadi yang menggambarkan bagaimana saya melihat dan memahami diri saya sendiri dan setiap warna, setiap garis, adalah refleksi dari perasaan serta pengalaman pribadi yang saya coba komunikasikan kepada penonton," kata Ade dalam keterangan persnya di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan, "Seni bagi saya adalah cara untuk mengeksplorasi dan menyembuhkan diri, serta untuk berbagi perjalanan ini dengan orang lain."
Ade Habibie dikenal sebagai seniman yang menggunakan teknik cat semprot untuk menciptakan pola dan komposisi garis, warna, serta ritme unik.
Pengunjung pameran bisa menemukan perpaduan antara kolase dan grafiti yang menciptakan dialog antara realitas dan imajinasi dalam karya seninya.
Baca juga: Galeri Nasional pamerkan karya seni rupa Lini Natalini Widhiasi
Baca juga: Perajin Bantul olah limbah kayu jadi kerajinan lukisan tiga dimensi
Ade menggunakan warna-warna cerah untuk menggambarkan pergeseran emosi, dari kegelisahan menuju ketenangan, dari ketidakpastian menuju penerimaan diri.
Karya Ade yang dipamerkan kali ini antara lain berjudul "King Dido", "Queen Dido", dan "Me and My Self." Karya-karya ini dinilai menangkap aspek-aspek berbeda dari identitas pribadi dan otoritas diri.
Selain menyajikan karya lukisan dua dimensi dan tiga dimensi serta instalasi seni, pameran menampilkan karya seni sensorik berupa instalasi interaktif dari SAE Indonesia dalam bentuk audio-visual dan motion graphic.
"Pameran ini mengajak kita semua untuk mengapresiasi karya mutakhir seni kontemporer dari Ade Habibie, dengan pokok perhatian manusia dengan berbagai citra bentuknya. Pameran ini dapat menjadi cermin atas pergulatan dan perjalanan identitas kita sendiri," kata Sudjud Dartanto selaku kurator pameran "Spray and Soul: Art and the Mirror Stage."
Baca juga: 78 lukisan karya Michael Jackson akan dilelang pada awal Agustus
Baca juga: BRIN temukan lukisan gua berusia 51.200 tahun, tertua di Indonesia
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024