Hari ini adalah rangkaian peresmian rumah sakit ketujuh dan kedelapan di Makassar dari 10 yang rencananya akan Bapak Presiden resmikan sampai sebelum OktoberJakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengemukakan operasional dua unit gedung rumah sakit baru di Makassar, Sulawesi Selatan didesain untuk menjadi superhub layanan kesehatan bagi pasien berpenyakit katastropik serta ibu dan anak di kawasan timur Indonesia.
Menkes dalam pidato laporan peresmian RS Kemenkes Makassar yang diikuti dalam jaringan Sekretariat Presiden di Jakarta Jumat, menyebutkan bahwa fasilitas itu merupakan bagian dari program peresmian 10 rumah sakit vertikal pemerintah sebelum Oktober 2024.
"Hari ini adalah rangkaian peresmian rumah sakit ketujuh dan kedelapan di Makassar dari 10 yang rencananya akan Bapak Presiden resmikan sampai sebelum Oktober, dari 15 yang sudah kami bangun," katanya.
Menurut Budi, rumah sakit ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan kesetaraan layanan kesehatan bagi masyarakat di kawasan timur Indonesia.
Dalam pernyataannya, Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa gedung rumah sakit pemerintah yang diresmikan kali ini akan berfungsi sebagai pusat perawatan khusus atau "superhub" untuk penyakit kanker, stroke, dan jantung.
"Fasilitas ini akan melayani pasien dengan derajat keparahan penyakit dari wilayah Maluku, Papua, dan Kalimantan, serta mengurangi kebutuhan untuk merujuk pasien ke rumah sakit di Pulau Jawa atau Jakarta," kata Budi menambahkan.
"Kita ada rumah sakit-rumah sakit Kemenkes besar di Kalimantan, Papua, dan Maluku, tapi untuk perawatannya membutuhkan alat-alat yang lebih canggih dan dokter-dokter yang lebih mumpuni, kita kirim ke sini, sehingga tidak perlu lagi didorong ke Jawa ataupun ke Jakarta," katanya.
Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa rumah sakit ini dilengkapi dengan teknologi canggih dan tenaga medis berkompetensi di bidangnya. Pembangunan rumah sakit ini dimulai pada tahun 2022 dengan anggaran dari pemerintah senilai Rp1,56 triliun.
Selain RS Kemenkes Makassar, kata Budi, di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar juga dibangun fasilitas khusus untuk pasien ibu dan anak.
Layanan ini memiliki kapasitas 250 kamar khusus, sebagai tambahan dari 900 kamar yang ada di fasilitas tersebut.
Menurut Budi, langkah ini diambil untuk mengatasi tingginya angka kematian ibu dan bayi, terutama akibat kelahiran prematur.
Budi juga mengatakan, rumah sakit ini diharapkan mampu menangani kasus-kasus kelahiran bayi dengan berat di bawah 1.000 gram, yang seringkali menjadi penyebab kematian bayi di Indonesia.
Budi berharap layanan kesehatan di wilayah timur Indonesia akan semakin membaik, dan kematian ibu dan anak dapat diturunkan secara signifikan.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024