“Bekal utama di Kalimantan Timur (Kaltim) ini, jika masyarakat ingin melaksanakan ritual adat, maka OIKN memfasilitasi mereka sebagai bagian dari pelestarian, dan terkait budaya serta adat lokal, kita sudah merancang sebuah kegiatan yang disebut dengan musim kehidupan, nanti ini bagaimana budaya-budaya yang ada di lokal itu tetap dilestarikan,” kata Muhsin ditemui usai acara Festival Harmoni Budaya Nusantara (FHBN) 2024 di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat.
Ia menjelaskan, musim kehidupan memfasilitasi masyarakat adat untuk melestarikan budaya di sekitar wilayah IKN sekaligus mengoptimalkannya sebagai pengungkit untuk meningkatkan daya saing ekonomi kreatif.
“Misalnya tari-tarian lokal, hasil-hasil kerajinan tangan lokal, dibuat masyarakat lokal setempat supaya mereka bisa berkreasi di situ. Jadi bagaimana budaya-budaya lokal ini tetap dilestarikan, makanan khas lokal, kerajinan budaya juga, sehingga di samping melestarikan, juga sebagai upaya diseminasi budaya,” paparnya.
Baca juga: 30 Sekolah Laboratorium Pancasila diluncur di Harmoni Budaya Nusantara
Ia menyebutkan, suku-suku yang berdiam di Kaltim dan menjadi pelaku utama pengembangan budaya yakni Paser, Dayak, Kutai, dan Balik yang terus difasilitasi oleh OIKN.
“Kita selalu melibatkan mereka dalam pembangunan, jadi sudah menjadi kebiasaan bahwa ketika ada pembangunan di suatu daerah, biasanya dilakukan ritual adat. Kita sebagai fasilitatornya,” ucapnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Pemajuan dan Pelestarian Budaya Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Andre Notohamijoyo menyatakan bahwa pembangunan budaya di Ibu Kota Nusantara (IKN) memberikan afirmasi pada seniman dan budayawan lokal.
“FHBN ini ingin melibatkan seluruh pihak, baik pemerintah, kementerian/lembaga, dan pemangku kepentingan yang lain, bahwa kita harus ikut dalam program ini yang tidak sekadar sebuah festival, tetapi ini adalah program afirmasi bagi masyarakat lokal dan masyarakat adat yang ada di wilayah penyangga IKN, yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara,” kata Andre.
Ia menegaskan, pembangunan tidak bisa hanya berbasis pada infrastruktur, sehingga harus bertumpu pada sosial, budaya, dan ekonomi berbasis masyarakat.
Baca juga: Kemenko: Festival Harmoni Budaya Nusantara hidupkan budaya lokal IKN
Baca juga: Kemenko PMK ajak pemuda IKN tingkatkan kapasitas lewat media digital
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024