Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek mengatakan jumlah siswa yang mengunjungi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) bukanlah tolok ukur keberhasilan program Gerakan Sekolah Sehat (GSS).

“Jadi bukan ya, jadi bukan langsung kita bisa menilai programnya gagal jika ada satu siswa yang sakit, bukan begitu ya. Perkara ada yang masih sakit atau enggak, kan sakitnya gak berjamaah,” tegas Koordinator Program GSS Direktorat PAUD Kemendikbudristek Retno Wulandari dalam webinar bertajuk "Sehat Bersama: Integrasi 5 Sehat dalam Kehidupan Sekolah" di Jakarta pada Jumat.

Ia pun menambahkan sekolah tidak perlu khawatir terkait keberhasilan implementasi GSS selama tiap-tiap sekolah menjalankan setiap kegiatan yang telah disusun berdasarkan 5 Fokus Sehat, yakni sehat bergizi, sehat fisik, sehat imunisasi, sehat jiwa, dan sehat lingkungan sebagaimana telah diatur dalam buku panduan GSS.

Retno juga menegaskan fokus dari GSS ialah pembiasaan pola hidup sehat di lingkungan sekolah, baik dari siswa, tenaga pendidik maupun para staf pendukung, termasuk penyediaan kantin sekolah yang sehat.

“Jadi silakan tetap semangat lanjutkan program-program yang ada di 5 Fokus GSS. Kalau memang ada yang sakit, satu atau dua dibandingkan dengan jumlah peserta didik yang ratusan atau mungkin ribuan, kan nggak masalah ya. Jadi mohon tetap teruskan program GSS-nya,” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama, ia menggarisbawahi pula pentingnya kolaborasi multi pihak sebagai kunci keberhasilan implementasi GSS, yang tentunya juga melibatkan pihak orang tua.

Oleh karena itu, Retno berharap pihak sekolah juga dapat rutin mengundang para orang tua guna memberikan edukasi dan literasi terkait fokus GSS sehingga pembiasaan pola hidup sehat dapat juga terjadi hingga ke unit sosial terkecil, yakni keluarga.

Baca juga: Kemendikbudristek galakkan Gerakan Sekolah Sehat untuk SDM masa depan

Baca juga: Kemendikbudristek dorong kreativitas sekolah implementasikan GSS

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024