Kepala Staf Gabungan Korea Selatan pada Sabtu mengatakan Korea Utara menerbangkan balon-balon tersebut dari malam Jumat hingga Sabtu pagi dan sekitar 100 balon telah mendarat di ibu kota dan Provinsi Gyeonggi di sekitarnya sejauh ini.
Kendati demikian, tidak ada bahan berbahaya yang ditemukan dalam balon-balon tersebut, yang hanya berisi kertas bekas, potongan plastik, dan botol.
Korea Utara melanjutkan kampanye balon terbarunya pada Rabu yang berlanjut hingga hari Sabtu, hari keempat berturut-turut.
Sejak akhir Mei, Korea Utara telah meluncurkan ribuan balon yang membawa sampah sebagai balasan terhadap selebaran anti-Pyongyang yang dikirim melintasi perbatasan oleh pembelot Korea Utara dan aktivis di Korea Selatan.
Awalnya, kotoran hewan dikirim ke arah Selatan melalui balon-balon tersebut, kemudian diganti dengan kertas bekas dan plastik, lalu diganti menjadi botol plastik bekas.
Sebelum kampanye terbarunya, terdapat jeda hampir satu bulan, mulai dari 10 Agustus.
Korea Utara tampaknya telah melanjutkan kampanye tersebut karena adanya pasokan bahan yang lebih konsisten untuk mengisi balon-balon tersebut.
Sebagai tanggapan terhadap kampanye semacam itu, militer Korsel telah menyiarkan propaganda anti-Korea Utara setiap hari melalui pengeras suara di perbatasan sejak 21 Juli.
Korea Utara merasa terancam oleh kampanye selebaran dan pengeras suara anti-Pyongyang, dengan kekhawatiran bahwa masuknya informasi dari luar dapat menimbulkan ancaman bagi rezim Kim Jong-un.
Sumber : Yonhap
Baca juga: Ban Ki-moon: Korsel perlu "membujuk" China tentang unifikasi dua Korea
Baca juga: Korsel perluas dukungan proyek penyiaran radio untuk warga Korut
Baca juga: JCS: Korut kirim 300 balon berisi sampah ke Korsel
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024