Dikutip dari Medical Daily, Minggu, meskipun merupakan penyakit ringan, flu seringkali menimbulkan kecemasan pada orang tua karena dapat berkembang menjadi infeksi saluran pernapasan yang parah, demam, dan menyebar ke anggota keluarga lainnya.
Namun, sebuah studi terbaru menunjukkan obat cepat yang tidak hanya memperpendek durasi flu tetapi juga mengurangi risiko penularan.
Baca juga: AS catat 100 kematian anak lebih akibat influenza selama musim flu
Baca juga: Anak yang lahir bulan Oktober berisiko lebih rendah terserang flu
Dalam studi terbaru yang dipresentasikan di Kongres European Respiratory Society (ERS) di Wina, Austria, para peneliti menemukan bahwa penggunaan tetes garam nasal dapat mengurangi durasi flu pada anak-anak hingga dua hari.
"Anak-anak mengalami 10 hingga 12 infeksi saluran pernapasan atas, yang kita sebut flu, per tahun, yang berdampak besar pada mereka dan keluarga mereka. Ada obat untuk meredakan gejala, seperti parasetamol dan ibuprofen, tetapi tidak ada perawatan yang dapat membuat flu sembuh lebih cepat," kata Profesor Steve Cunningham dari Child Life and Health, University of Edinburgh, UK, yang mempresentasikan studi tersebut.
Larutan garam, seperti irigasi hidung dan berkumur, adalah pengobatan umum yang direkomendasikan untuk flu. Para peneliti memutuskan untuk menguji manfaat klinis larutan garam nasal dalam uji coba yang melibatkan 407 anak di bawah usia enam tahun. Dari 407 peserta, 301 anak terkena flu selama studi.
Ketika anak-anak mengalami flu, setengah dari orang tua diajari cara membuat tetes hidung garam dan menerapkannya pada anak-anak mereka (tiga tetes per lubang hidung, setidaknya empat kali sehari) sementara setengah lainnya memberikan perawatan biasa pada anak-anak.
"Kami menemukan bahwa anak-anak yang menggunakan tetes hidung garam mengalami gejala flu selama rata-rata enam hari, sementara anak-anak yang mendapat perawatan biasa mengalami gejala selama delapan hari. Anak-anak yang menerima tetes hidung garam juga memerlukan obat yang lebih sedikit selama sakit mereka," kata Profesor Cunningham.
Selama uji coba, 82 persen orang tua mengatakan bahwa tetes hidung membantu anak sembuh lebih cepat dan 81 persen mengatakan mereka akan menggunakan tetes hidung di masa depan.
Jadi, bagaimana garam sederhana bekerja melawan virus flu? Garam mengandung natrium dan klorida, dan sel-sel di hidung dan tenggorokan menggunakan klorida untuk membuat asam hipoklorit, yang membantu melawan virus.
"Dengan memberikan tambahan klorida kepada sel-sel lapisan, ini membantu sel-sel memproduksi lebih banyak asam hipoklorit, yang membantu menekan replikasi virus, mengurangi durasi infeksi virus, dan karenanya durasi gejala," jelas Profesor Cunningham.
Manfaat tetes hidung saline tidak hanya terbatas pada pemendekan durasi flu. Studi tersebut mencatat bahwa tetes hidung juga mengurangi penularan di dalam rumah tangga, menurunkan penyebaran dari 61 persen dengan perawatan biasa menjadi 46 persen saat tetes hidung digunakan.
"Intervensi yang sangat murah dan sederhana ini berpotensi diterapkan secara global; menyediakan orang tua dengan cara yang aman dan efektif untuk membatasi dampak flu pada anak-anak dan keluarga mereka akan mewakili pengurangan signifikan dalam beban kesehatan dan ekonomi dari kondisi paling umum ini," kata Profesor Alexander Möeller, Kepala ERS Pediatric Assembly dan Kepala Departemen Kedokteran Pernapasan di University Children's Hospital Zurich, Swiss, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Baca juga: Dokter: Aman menyedot hidung anak yang sedang pilek
Baca juga: BBC: Kanada hadapi kekurangan obat anak saat virus pernapasan melonjak
Baca juga: Alasan anak-anak mudah terkena flu dan cara mencegahnya
Penerjemah: Putri Hanifa
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024