"Jadi kalau sekarang sudah kita punya modal untuk masuk ke PON, mungkin perjuangan kita selanjutnya adalah untuk di SEA Games atau bahkan terus ke Olimpiade, mungkin gitu," kata Ketua Umum PB FOBI Edy Kusuma di Deli Serdang, Minggu.
Meski begitu, Edy mengakui bahwa untuk masuk ke ajang tersebut, barongsai Indonesia masih perlu ditingkatkan agar bisa setara dengan negara-negara lainnya di belahan dunia.
"Kita punya cita-cita jangka panjang bahwa barongsai Indonesia, kita mau memperkuat dan ditingkatkan dulu, setara dengan negara-negara lain," ujarnya.
Selain itu, Edy mengaku sangat senang sebab barongsai telah masuk di ajang PON. Pasalnya hal itu telah menjadi cita-cita dan perjuangan sejak tahun 2016.
"Ini yang kita tunggu-tunggu dan sudah terjadi semua. Kita berterima kasih sekali kepada penyelenggara dan pemerintah, barongsai telah di masukkan ke dalam PON," ucapnya.
Baginya, hal itu akan menggali potensi bibit-bibit baru yang ada di seluruh Indonesia untuk bergabung di cabang olahraga barongsai.
"Jadi target sudah ada semua, dan semangat juga luar biasa. Apalagi dengan kali ini sukses sehingga mempermudah kita untuk pengembangan selanjutnya," imbuh Edy.
Baca juga: Barongsai - Sumbar bidik ajang di Hong Kong pada Oktober usai PON XXI
Menurutnya, di Indonesia banyak sasana barongsai yang tersedia dan pemain barongsai yang terlibat dalam kegiatan ini. Pemain barongsai dari berbagai usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, sangat antusias terhadap barongsai dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Keberadaan barongsai sangat diminati oleh masyarakat, dan kegemarannya terhadap barongsai semakin meluas. Kegiatan barongsai juga mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan, yang menunjukkan bahwa hobi ini diterima dan disukai oleh banyak orang di Indonesia.
"Jadi begitu banyak sasana di Indonesia, pemain barongsai, peminat, dan hobi dari sampai anak-anak sampai ke orang tua juga semua suka dengan barongsai," imbuh Edy.
Baca juga: Barongsai - Peraih emas FOBI dunia gagal di PON akibat terjatuh
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024