Ketiganya tewas ketika seorang sopir truk melepaskan tembakan di perbatasan Raja Hussein (Allenby) antara Yordania dan Tepi Barat yang diduduki, menurut media Israel.
“Operasi heroik ini adalah respons normal terhadap pembantaian besar-besaran yang dilakukan musuh Zionis Nazi terhadap rakyat kami di Gaza dan Tepi Barat yang diduduki, serta rencana mereka untuk melakukan pengungsian dan Yudaisasi Masjid Al-Aqsa,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan, Minggu (8/9).
Hamas menuturkan bahwa serangan tersebut menegaskan penolakan orang-orang Arab terhadap pendudukan Israel, kejahatan serta dukungan mereka atas perlawanan yang berani mereka dalam membela Yerusalem dan Al-Aqsa.
Kelompok Palestina menyerukan kepada dunia Arab dan Islam untuk bangkit melawan agresi Israel dan perangnya terhadap warga Palestina di Gaza.
Serangan pada Minggu tersebut terjadi di tengah serangan mematikan Israel di Jalur Gaza yang menewaskan hampir 41.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 94.700 lainnya menyusul serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.
Israel terus melanjutkan serangan brutal di Jalur Gaza, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Blokade yang terus berlanjut terhadap Gaza telah menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sehingga menyebabkan sebagian besar wilayah tersebut hancur.
Israel menghadapi tuduhan genosida atas tindakannya di Gaza di Pengadilan Internasional.
Sumber : Anadolu
Baca juga: Yordania: PBB perlu hentikan rencana Israel bangun sinagoge di Al-Aqsa
Baca juga: Yordania tegaskan akan tembak target apa pun di wilayah udaranya
Baca juga: Yordania tidak izinkan wilayah udaranya digunakan AS, Israel, Iran
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024