Kalau tidak habis, percuma jugaJakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengisyaratkan akan uji coba program makan bergizi gratis (MBG) bagi siswa di sekolah menengah atas (SMA) pada pekan depan.
"Minggu depan mau uji coba SMA, tempatnya masih akan dibahas oleh Kepala Dinas (Pendidikan) maupun Asisten Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi DKI Jakarta," kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono saat meninjau uji coba program itu SDN Manggarai 01 dan SMPN 3 Jakarta, Senin.
Dijelaskan, program ini bagi peserta didik bertujuan untuk meningkatkan kesehatan serta gizi anak-anak sekolah dasar di Jakarta melalui penyediaan makanan sehat yang seimbang.
Program ini menjadi langkah guna mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, serta meningkatkan prestasi belajar mereka. Program makanan bergizi gratis akan dimulai pada 2025.
Baca juga: DKI kembali uji coba makan bergizi untuk murid SD di Jakarta
Baca juga: DKI kembali uji coba makan bergizi untuk murid SD di Jakarta
Adapun uji coba program itu sudah berjalan selama kurang lebih satu bulan menyasar peserta didik di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) dengan menu makanan yang bervariasi.
Pada uji coba program di SDN 01 Manggarai yang bekerja sama dengan Bank DKI, peserta didik mendapatkan menu makanan terdiri dari nasi uduk, semur telur, tempe orek, sayur labu dan buah pisang.
"Rata-rata habis. Cuma memang yang di kelas satu dan dua SD, suka sih tapi tadi agak lama (habisnya). SD ada 500 kotak masing-masing kotak seharga Rp20.000," kata Heru.
Sementara itu, menu bagi siswa SMPN 03 Manggarai bekerja sama dengan Dharma Jaya yakni nasi, beef teriyaki (hidangan berbahan dasar daging sapi dengan campuran saus teriyaki khas Jepang), sayur salad, dan pisang. Terdapat 1000 kotak makan yang tersedia dengan harga per kotak Rp25.000.
Baca juga: Ahli gizi pertanyakan pemberian susu dalam Makan Bergizi Gratis
Baca juga: Ahli gizi pertanyakan pemberian susu dalam Makan Bergizi Gratis
"Kelihatannya yang harus menjadi perhatian kami dan guru adalah SD kelas satu dan dua. Menunya harus habis karena menu itu kan asupan gizi yang kita berikan. Kalau tidak habis, percuma juga," kata Heru.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024