Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan pengembangan investasi padat karya yang bersifat nilai tambah sangat diperlukan untuk memperluas penciptaan lapangan pekerjaan.

"Industri padat karya harus dijaga, misalnya tekstil dan garmen, namun tidak bisa seperti dulu, tetap tekstil atau garmen tapi untuk kebutuhan kelas yang lebih tinggi," ujarnya saat ditemui di Jakarta, Rabu.

Bambang mengatakan tren investasi di masa depan adalah padat modal, dan hal itu sedang terjadi di Indonesia saat ini, namun investasi padat karya masih tetap dibutuhkan karena dapat menyerap tenaga kerja produktif.

"Intinya industri yang nanti kita kembangkan termasuk padat karya, kita harus punya nilai tambah lebih tinggi, supaya kita tetap menjaga penyerapan tenaga kerja," katanya.

Bambang mengatakan investasi padat karya yang hanya mengandalkan buruh murah sudah tidak bisa menjadi andalan pemerintah, karena Indonesia tidak bisa bersaing dengan negara lain yang memberikan upah buruh lebih murah.

"Industri padat karya kita sudah mulai kesulitan dengan negara-negara lain, karena mereka mungkin upah buruhnya lebih murah dan segala macam, sehingga saya kira Indonesia tidak bisa lagi menawarkan seperti itu," katanya.

Namun, ia mengatakan pemerintah tidak perlu menerbitkan insentif baru untuk mendorong pertumbuhan industri padat karya, karena saat ini masih banyak insentif yang telah diterbitkan untuk mendorong kinerja sektor manufaktur.

"Kita sudah terlalu banyak insentif. Jadi tinggal kita pakai yang ada saja, jangan mikir yang baru kalau yang ada belum dipakai terlalu banyak," ujar Bambang.

Sebelumnya, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar menyatakan investasi yang direalisasikan di Indonesia semakin bersifat padat modal dibandingkan investasi pada periode-periode sebelumnya.

Hal tersebut terlihat dari rendahnya realisasi penyerapan tenaga kerja pada triwulan I 2014, dibandingkan periode yang sama 2013. Padahal realisasi proyek penanaman modal pada triwulan I 2014 telah meningkat dibandingkan triwulan I 2013.

Realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pada triwulan I 2014 mencapai 260.156 orang yang terdiri atas proyek PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) sebanyak 67.697 orang dan proyek PMA (Penanaman Modal Asing) sebanyak 192.459 orang.

Sedangkan, berdasarkan data BKPM, jumlah tenaga kerja yang terserap pada periode triwulan I 2013 dilaporkan mencapai 361.924 orang yang terdiri atas 148.521 orang dari PMDN dan 213.403 orang dari PMA.

Sementara, realisasi investasi proyek penanaman modal pada triwulan I 2014 adalah sebesar Rp106,6 triliun atau terjadi peningkatan sebesar 14,6 persen bila dibanding capaian periode yang sama tahun 2013 (Rp93 triliun).


Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014