Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Bangka, Syarli Nopriansyah di Sungailiat, Selasa mengatakan, dana bagi hasil dari sektor kelapa sawit sebesar Rp20 miliar jumlahnya sama dengan pendapatan sektor yang sama tahun 2023.
"Pendapatan daerah sebesar tersebut dibagi ke sejumlah dinas seperti Dinas Sosial, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pangan dan Pertanian," jelas dia.
Ia mengatakan, masing-masing dinas yang memperoleh pembagian dana bagi hasil kebun kelapa sawit diperuntukkan sesuai dengan fungsinya.
Pertumbuhan sektor perkebunan kelapa sawit masyarakat di Kabupaten Bangka terbilang cukup pesat, terhitung sejak 2023 hingga sekarang sudah mencapai 24 ribu hektare.
"Sementara untuk perkebunan kelapa sawit yang dikembangkan pihak swasta seluas 38 ribu hektare," kata dia.
Sedangkan dukungan fasilitas pengolahan hasil kelapa sawit atau pabrik Crude Palm Oil (CPO) sudah berdiri sembilan unit tersebar di sejumlah wilayah kecamatan.
Syarli Nopriansyah menegaskan turunnya harga jual komoditi tandan buah segar kelapa sawit hasil panen petani lebih dipengaruhi oleh harga pasar CPO di pasar dunia.
"Turunnya harga jual tandan buah segar kelapa sawit bukan dipengaruhi oleh kondisi musim atau cuaca, namun dipengaruhi oleh harga pasar dunia yang saat ini menurun," ujar dia.
Baca juga: Kemenko PMK sebutkan pemanfaatan DBH sawit untuk perlindungan pekerja
Baca juga: Bangka siapkan Rp500 juta untuk lindungi buruh harian perkebunan sawit
Pewarta: Kasmono
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2024