"Alhamdulillah titik yang terbakar sudah padam. Memang kebakaran ini bukan hanya ada satu titik tetapi beberapa titik di TNWK," kata Sukatmoko, dihubungi dari Bandarlampung, Selasa.
Dia mengatakan bahwa upaya pemadaman api di TNWK tersebut dilakukan oleh Tim Gabungan yang melibatkan TNI, Polri dan masyarakat, serta petugas dari Way Kambas.
"Proses pemadaman lama karena memang yang terbakar cukup luas, bahkan teman-teman sampai kelelahan untuk memadamkan api," kata dia.
Terlebih, lanjut dia, beberapa lokasi yang terbakar juga sulit dijangkau, bahkan sumber air yang ada di lokasi juga sedang mengalami kekeringan karena musim kemarau.
"Itu kendala yang kita hadapi selama ini. Tetapi kalau upaya sudah jelas, kami telah melakukan patroli, deteksi dini, dan dalam proses pemadaman kita libatkan TNI, Polri, dan masyarakat," kata dia.
Sukatmoko menyebutkan bahwa kawasan yang terbakar berada di hamparan ilalang dan semak belukar, sehingga api cepat merambat.
"Kalau satwa besar Insya Allah aman tidak jadi korban. Tetapi kalau satwa kecil seperti binatang melata ada yang mati terbakar," kata dia.
Dia menyampaikan bahwa untuk luasan lahan yang terbakar hingga kini, pihaknya belum bisa memastikannya karena saat terjadi kebakaran masih fokus untuk memadamkan api.
"Untuk data rinci, kami belum selesai menghitung luas kebakarannya, yang jelas cukup luas karena 2 malam terbakar karena sangat kering dan disertai angin," kata dia.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Umi Fadillah Astutik mengatakan bahwa kebakaran yang terjadi di TNWK terjadi di beberapa titik, termasuk di Simpang Pule dan RPTN Umbul Salam, dengan vegetasi berupa alang-alang kering dan semak belukar.
"Dalam proses pemadaman ada 31 orang yang diterjunkan dari tim gabungan yang terdiri dari anggota Polri, TNI, Polhut Balai, ASN SPTN II, Manggala Agni, dan mitra TN Way Kambas," kata dia.
Baca juga: KLHK umumkan kelahiran anak gajah baru di Taman Nasional Way Kambas
Baca juga: Bayi badak sumatera lahir di Taman Nasional Way Kambas
Baca juga: KLHK: Perlu kembalikan ekosistem sehat atasi konflik harimau-manusia
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024