Hal itu dikatakan Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) DKI Jakarta Achmad Lukman dalam dialog "Kesiapsiagaan Provinsi DKI Jakarta Terhadap Ancaman Gempa Bumi Megathrust" di Gedung BPBD DKI Jakarta, Selasa.
"Dengan memahami potensi risiko dan mempersiapkan diri dengan baik, kita dapat mengurangi risiko dari gempa bumi dan meningkatkan keselamatan masyarakat di Jakarta dan sekitarnya," kata Lukman.
Pihaknya terus mengingatkan ke masyarakat Jakarta beberapa tips atau sikap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa megathrust.
Pihaknya terus mengingatkan ke masyarakat Jakarta beberapa tips atau sikap kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa megathrust.
Pertama, masyarakat diharapkan tidak panik dan tetap tenang terhadap informasi yang sifatnya prediksi terhadap kemungkinan adanya potensi gempa megathrust yang beredar di berbagai media.
Masyarakat juga diminta tetap menjalankan aktivitas dan kegiatan sehari-hari dengan baik, namun disertai waspada dan siaga.
Masyarakat juga diminta tetap menjalankan aktivitas dan kegiatan sehari-hari dengan baik, namun disertai waspada dan siaga.
Kedua, diingatkan kepada masyarakat untuk dapat memahami risiko gempa di Jakarta, meskipun Jakarta diprediksi tidak berada di zona sebagai pusat atau episentrum gempa megathrust yang paling aktif.
"Namun tetap merupakan wilayah berdampak yang juga memiliki risiko gempa dari aktivitas tektonik di sekitar wilayah Banten dan Jawa Barat dan sekitarnya," ujar Lukman.
Masyarakat harus tetap mengenali sejarah gempa di Jakarta dan sekitarnya untuk memahami potensi risiko dengan merujuk pada pengumuman, imbauan dan hasil kajian dari lembaga yang berwenang.
Ketiga, pastikan bangunan tempat tinggal atau tempat kerja memiliki standar konstruksi yang memadai dan sesuai dengan peraturan bangunan tahan gempa. Masyarakat perlu mengetahui apakah bangunan tersebut ada perbaikan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan ketahanan bangunan terhadap gempa.
Keempat, rencanakan dan latihan evakuasi lingkungan. Masyarakat perlu menentukan rute evakuasi di lingkungan masing-masing, mulai dari rumah atau tempat kerja ke lokasi aman yang disepakati bersama.
Pastikan rute tersebut tidak terhalang oleh bangunan tinggi atau objek lain, termasuk penyempitan akses yang dapat menimbulkan bahaya saat gempa menjadi berlipat ganda. Lalu, lakukan latihan evakuasi secara berkala bersama keluarga atau rekan kerja di lingkungan masing-masing.
Kelima, mempersiapkan tas siaga yang berisi air, makanan, obat-obatan, lampu senter, baterai cadangan, radio, dokumen penting dan berbagai perlengkapan dasar lainnya.
Simpan tas siaga ini di tempat dengan prinsip 3M, yakni mudah diakses, mudah diketahui semua anggota keluarga letaknya dan mudah dijangkau pada saat melakukan evakuasi diri dan keluarga.
Simpan tas siaga ini di tempat dengan prinsip 3M, yakni mudah diakses, mudah diketahui semua anggota keluarga letaknya dan mudah dijangkau pada saat melakukan evakuasi diri dan keluarga.
Keenam, mengamankan barang-barang berbahaya seperti kaca, elektronik, perabotan berat dan barang yang dapat jatuh dan menimbulkan bahaya saat gempa. Pasang pelindung atau pengaman untuk perabotan besar dan rak.
Ketujuh, masyarakat harus memperhatikan dan menerima informasi dan peringatan gempa dari sistem peringatan dini atau aplikasi terkait. Terus mengikuti dan memantau informasi dan instruksi dari pihak berwenang melalui radio, televisi (tv) atau media sosial.
Kedelapan, mengikuti pelatihan atau seminar tentang kesiapsiagaan gempa yang sering diadakan oleh pemerintah atau lembaga penanggulangan bencana terkait. Lalu, edukasikan keluarga dan tetangga tentang langkah-langkah yang harus diambil saat gempa terjadi.
Kesembilan, saat menghadapi gempa hindari kepanikan dan berusaha tetap tenang, berlindung di bawah meja untuk menghindari benda-benda yang mungkin jatuh dan reruntuhan di dalam gedung.
Kemudian, segera keluar dari bangunan dengan tetap lindungi bagian kepala, jangan gunakan lift dan eskalator atau sejenisnya, menghindari berdiri di dekat tiang, pohon dan sumber listrik serta gedung yang mungkin roboh dan segera menuju area terbuka aman dan dataran tinggi.
Kesepuluh, pasca gempa, periksa kondisi sekitar dan pastikan tidak ada kerusakan struktural yang dapat membahayakan. Jika ada kerusakan atau bencana tambahan ikuti instruksi dari pihak berwenang dan hindari masuk ke area yang tidak aman.
Baca juga: BPBD DKI perkuat langkah kesiapsiagaan hadapi gempa megathrust
Baca juga: BMKG ingatkan pentingnya investasi mitigasi gempa megathrust Jakarta
Baca juga: BMKG ingatkan pentingnya investasi mitigasi gempa megathrust Jakarta
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024