"Pulau Pahawang merupakan salah satu destinasi unggulan dalam peta ekowisata Indonesia, namun saat ini dihadapkan dengan tantangan kelestarian lingkungan akibat aktivitas manusia. Oleh karena itu, kami coba berdayakan masyarakat untuk kembangkan ekowisata berkelanjutan," kata Dosen Program Studi Biologi Itera, Novriadi, M.Si., di Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Rabu.
Menurutnya, dengan keindahan alam bawah lautnya, desa ini memiliki potensi besar untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara, sehingga pemberdayaan kemitraan dalam memahami dan mengelola potensi ekowisata desa penting dimiliki masyarakat setempat.
Baca juga: PTBA tanam terumbu karang di Pulau Pahawang
"Dalam upaya melestarikan ekosistem laut, salah satu fokus utama kegiatan adalah konservasi terumbu karang. Kegiatan ini juga menjadi bagian dari upaya memperkuat hubungan yang terjalin sejak 2022 antara Itera, Badan Usaha Milik Desa (BumDes), Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan pemerintah desa," kata dia.
Novriadi menjelaskan Desa Pulau Pahawang memiliki rumah bagi terumbu karang yang beragam. Namun, sebagian besar mengalami kerusakan.
"Untuk memulihkan itu semua, tim Itera bersama masyarakat setempat melakukan transplantasi terumbu karang. Dengan bantuan substrat inovatif yang terbuat dari campuran fly ash dan bottom ash, pertumbuhan terumbu karang dapat dipercepat," kata dia.
Ia mengatakan bahwa masyarakat sekitar telah dilatih teknik transplantasi terumbu karang, sehingga mereka bisa melanjutkan konservasi ini secara mandiri di masa mendatang.
"Hasil dari transplantasi ini dapat dikomersialisasikan dalam bentuk produk donasi karang yang dapat diakses oleh wisatawan di wahana seawalker Desa Pulau Pahawang, dan memberikan sumber pendapatan baru bagi masyarakat sekaligus mendukung kelestarian ekosistem laut," kata dia.
Sementara itu, Dosen Teknik Biosistem Itera, Harmiansyah, S.T., M.T., mengatakan bahwa selain pemberdayaan masyarakat, Itera juga melakukan survei terhadap alat pengolah sampah berkelanjutan yang diperoleh desa melalui hibah dari salah satu dinas di Provinsi Lampung.
"Alat ini memiliki potensi besar untuk mengurangi sampah laut (Marine Debris) dan sampah ekowisata, yang dapat diolah menjadi produk bernilai guna. Kami akan mengajarkan masyarakat bagaimana cara operasional alat ini secara efisien, mulai dari pengolahan sampah hingga mengatasi kendala teknis," kata dia.
Selain pelatihan konservasi laut, tim Itera juga fokus pada peningkatan manajemen wahana seawalker dan legalitas usaha-usaha ekowisata di Desa Pulau Pahawang.
Baca juga: BRIN: Kebun Raya Itera dapat jadi model bagi perguruan tinggi lainnya
Baca juga: Itera resmikan Konservasi Kantong Semar sebagai sarana penelitian
"Pelatihan yang diberikan mencakup teknik rescue scuba, pembuatan jalur seawalker, safety induction bagi pengunjung, serta pelatihan pembuatan Nomor Induk Berusaha (NIB)," kata dia.
Ia mengatakan program ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Itera dalam mendorong pengembangan ekowisata berbasis masyarakat dan pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Desa Pahawang.
"Dengan kolaborasi yang erat antara masyarakat, pemerintah desa, BumDes, dan Pokdarwis, diharapkan Desa Pahawang menjadi model pengembangan ekowisata berkelanjutan di Provinsi Lampung," kata dia.
Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024