Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan kepada wartawan bahwa sekolah tersebut digunakan sebagai tempat penampungan pengungsi dan informasi itu sebelumnya telah disampaikan kepada pihak militer Israel.
Ia mengatakan PBB "sedang berusaha mengonfirmasi laporan bahwa sejumlah staf UNRWA tewas dalam serangan itu."
"Rekan-rekan kami di lapangan sedang mencoba mengevaluasi situasi," katanya.
Setidaknya 14 orang, termasuk staf UNRWA tewas dan beberapa lainnya terluka dalam serangan Israel itu, menurut Kantor Media Gaza.
Dujarric mengatakan bahwa PBB sedang menghubungi militer Israel terkait serangan tersebut namun belum mendapatkan penjelasan.
Ketika ditanya apakah PBB mengutuk serangan tersebut, Dujarric berkata: "Kami mengutuk semua serangan udara yang menargetkan warga sipil dan serangan yang juga menargetkan fasilitas PBB."
Fasilitas PBB seharusnya tidak menjadi target atau digunakan untuk tujuan militer oleh pihak manapun dalam konflik, tambahnya.
Israel secara sistematis telah menargetkan fasilitas sipil, termasuk sekolah, rumah sakit dan rumah ibadah, pada serangannya di Jalur Gaza.
Bulan lalu, sedikitnya 100 orang tewas dan puluhan lainnya terluka dalam serangan terhadap Sekolah Al-Taba’een di Kota Gaza, tempat lebih dari 6.000 warga Palestina menjalani pengungsian.
Sumber: Anadolu-OANA
Baca juga: 70 Persen lebih sekolah PBB-UNRWA di Gaza hancur
Baca juga: UNRWA: Perempuan di Gaza hadapi dehumanisasi yang mendalam
Baca juga: UNRWA: Anak-anak Gaza menanggung akibat terbesar agresi Israel
Baca juga: Kolega UNRWA yang tewas sejak awal agresi Israel sebanyak 205 orang
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024