Dengan memanfaatkan platform Digital Talent Scholarship (DTS) milik Kemenkominfo, akademi daring ini akan berfokus pada pengembangan pengetahuan dasar dan keterampilan praktis dalam keamanan siber bagi individu dan usaha kecil, memastikan mereka lebih siap melindungi diri di dunia yang semakin terdigitalisasi.
“Yang paling penting adalah investasi sumber daya manusia, sebab kebutuhan akan talenta yang terampil dalam bidang keamanan siber semakin signifikan,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi pada peluncuran program tersebut di Media Center Kemenkominfo, Jakarta, Kamis.
Inisiatif ini juga akan mendorong dan mengasah kemampuan keamanan siber Indonesia baik bagi para profesional yang sudah ada maupun talenta baru. Hal ini diharapkan dapat menambah jumlah spesialis dalam bidang keamanan siber.
Baca juga: Pemerintah gaet swasta beri sertifikasi mahasiswa di bidang "cloud"
Baca juga: Kemenkominfo berupaya siapkan talenta digital sesuai kebutuhan
Dalam hal ini, Kemenkominfo menggaet Indosat dan Mastercard sebagai mitra dalam menyelenggarakan pelatihan keamanan siber yang komprehensif.
Peserta program ini nantinya akan memperoleh sertifikasi jika berhasil melewati pelatihan. Adapun pelatihan yang tersedia akan mengasah keterampilan penting yang dibutuhkan dalam ekonomi digital saat ini, seperti cara menginventarisasi perangkat, menguasai pembaruan perangkat lunak dan keamanan daring, melindungi diri dari serangan phishing dan malware, serta mengamankan data bisnis dengan backups.
“Penerima manfaat pelatihan ini tidak hanya berhenti di tingkat dasar, tapi juga mengakses modul dengan level lebih tinggi atau dengan tema-tema yang lebih spesifik,” imbuh Budi.
Meskipun tenaga kerja keamanan siber tumbuh sebesar 12,6 persen antara tahun 2022 dan 2023, terdapat kekurangan hampir empat juta profesional keamanan siber di seluruh dunia, ungkapnya.
Di sisi lain jumlah talenta keamanan siber di Asia Pasifik pada tahun 2023 Mengalami pertumbuhan sebesar 11,8 persen atau lebih dari 960 ribu pekerja. Namun, talenta di Asia Pasifik secara umum masih mengalami kekurangan sebanyak 2,5 juta orang.
Sementara itu berdasarkan kajian ketersediaan dan kebutuhan talenta digital Indonesia Tahun 2023 sampai 2030, rata-rata kebutuhan talenta digital Indonesia menyentuh angka 458.043 orang per tahun.
“Program ini sebagai upaya untuk mencetak satu juta talenta digital dalam lima tahun ke depan, dengan target 200 ribu talenta digital per tahun, target utama kami adalah masyarakat luas dan UMKM, pebisnis, atau pelaku usaha,” kata Budi Arie.
Baca juga: Menkominfo tekankan adaptasi digital menuju Indonesia Emas 2045
Baca juga: Ragam upaya Kemenkominfo percepat pertumbuhan UMKM Digital dan startup
Baca juga: Kemenkominfo kembangkan strategi pemerataan Digital Talent Center
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024